Responterhadap kurikulum dan pembelajaran di perguruan tinggi ini dapat dilihat dari banyaknya aturan yang memayungi penerapan kurikulum baru, misalnya UU No.14 Tahunn 2005 tentang Dosen dan Dosen, UU No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, Peraturan Presiden No.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Peraturan Nilainilai kebudayaan lebih mendasar dibandingkan prinsip-prinsip. Nilai-nilai yang dipertahankan secra kultural lazimnya tidak didasarkan pada prinsip-prinsip moral, Menurut Geert Hofstede, karena nilai-nilai kita diprogramkan pada tahap dini dalam kehidupan kita, menentukan definisi subjektif kita mengenai rasionalitas, maka nilai-nilai ini lebih didasariah Halini berarti kebudayaan Hindu-Budha yang masuk ke Indonesia tidak diterima seperti apa adanya, tetapi diolah, ditelaah dan disesuaikan dengan budaya yang dimiliki penduduk Indonesia, sehingga budaya tersebut berpadu dengan kebudayaan asli Indonesia menjadi bentuk akulturasi kebudayaan Indonesia Hindu-Budha. Padahaldi situs ini telah dibangun Gedung Penyelamatan Situs Batujaya yang dibangun sejak 2002 hingga 2004. Penataannya juga berlangsung selama dua tahun, yaitu dari 2005 sampai 2006. Kemudian dikembangkan sebagai museum, walaupun masih dalam standard minimal. Maka dari itu, perlu pengembangan Museum Situs Batujaya yang sesuai dengan BudayaPerusahaan dan Kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh kepada Keterikatan Karyawan Gary Yukl (2006: h.304) menuliskan bahwa para pemimpin dapat mempengaruhi budaya perusahaan dengan berbagai pendekatan. Tipe-tipe pendekatan yang berbeda dalam memberikan pengaruh, dapat dikelompokkan dalam dua kategori besar yaitu: 1. Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. Main Article Content Abstract Tujuan penelitian ini berfokus pada konseling agama dengan menggunakan pendekatan budaya dalam membentuk resiliensi remaja. Konseling dapat dicirikan sebagai cara yang paling umum untuk memberikan bantuan kepada klien oleh seorang konselor dengan hubungan yang bersifat individu ke individu, meskipun mempengaruhi lebih dari satu individu. Penelitian ini menggunakan jenis/metode penelitian berupa studi kepustakaan Library Research yang memiliki relavansi mengenai konseling agama pendekatan budaya dalam membentuk resiliensi remaja. Tujuan konseling budaya memiliki beberapa tindakan dalam konseling yaitu pertama, konseling dapat membuat konselor peka terhadap masalah lingkungan yang mempengaruhi perkembangan manusia. Kedua, profesi konseling mengharuskan konselor memiliki pengetehuan dan keterampilan. Konseling agama merupakan bantuan dari konselor untuk membantu klien membangkitkan ajaran agamanya untuk menyelesaikan segala permasalahan hidup yang dihadapi dengan cara-cara yang dibenarkan menurut agama dan keyakinannya. Keywords Konseling Agama Budaya Resiliensi Ramaja Article Details License Authors who publish in this journal agree with the following termsAuthors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike CC BY-SA that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work post it to an institutional repository or publish it in a book, with an acknowledgement of its initial publication in this are permitted and encouraged to post their work online in institutional repositories or on their website prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work See The Effect of Open Access.This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike International License. How to Cite NELISMA, Y., Fitriani, W., & Silvianetri, S. 2022. Konseling Agama Dengan Pendekatan Budaya Dalam Membentuk Resiliensi Remaja. Consilia Jurnal Ilmiah Bimbingan Dan Konseling, 51, 66–76. References Awad, F. B. 2015. KonselingIslam dalamMasyarakat Multikultural. Zawiyah Jurnal Pemikiran Islam. Desmita, D. 2009. MENGEMBANGKAN RESILIENSI REMAJA DALAM UPAYA MENGATASI STRES SEKOLAH. Ta’dib. Farikhatul ’Ubudiyah. 2020. Konseling Melalui Meditasi Lintas Agama di Vihara Karangdjati Yogyakarta. Al-Irsyad Jurnal Bimbingan Konseling Islam. Firman. 2017. Peran Antropologi dalam Konseling Lintas Budaya di Era Masyarakat Ekonomi Asean MEA. Prosiding Seminar Konseling 2017 Profesi Konseling Menuju Masyarakat Ekonomi Asean. Ganesan. 2016. Akhbar Tamil Nesan dan peranannya dalam perkembangan pendidikan Tamil di Tanah Melayu. Jurnal Penyelidikan Dedikasi. Hermansyah, M. T., & Hadjam, M. R. 2020. RESILIENSI PADA REMAJA YANG MENGALAMI PERCERAIAN ORANG TUA STUDI LITERATUR. MOTIVA JURNAL PSIKOLOGI. Irman, I., Murisal, M., Syafwar, F., Silvianetri, S., Zubaidah, Z., & Yeni, P. 2020. Membangun Kesadaran Spritual melalui Konseling Berbasis Surau dalam Pengembangan Pariwisata. Islamic Counseling Jurnal Bimbingan Konseling Islam. Mahfuz, A. G. 2019. Hubungan Agama dan Budaya. Sosial Keagamaan Dan Pendidikan Islam. Mirnawati 2016. Simbol Mitologi Dalam Karya Sastra Teks Al-Barzanji; Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Pasal 4. Jurnal Diskursus Islam UIN Alauddin Makasar. Nashihin, H. 2017. Pengertian Budaya. Konstruksi Budaya Sekolah Sebagai Wadah Internalisasi Nilai Karakter. Resiliensi pada Remaja Jawa. 2015. Jurnal Psikologi UGM. Rofiqi, M. A. 2019. RELEVANSI AGAMA DAN SPIRITUAL DALAM KONSELING. JCOSE Jurnal Bimbingan Dan Konseling. Sunarti, E., Islamia, I., Rochimah, N., & Ulfa, M. 2017. Pengaruh Faktor Ekologi Terhadap Resiliensi Remaja. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen. Sunarti, E., Islamia, I., Rochimah, N., & Ulfa, M. 2018. Resiliensi Remaja Perbedaan Berdasarkan Wilayah, Kemiskinan, Jenis Kelamin, dan Jenis Sekolah. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen. Supriatna, E. 2019. Islam dan Kebudayaan. Jurnal Soshum Insentif. Thabroni, G. 2020. Pengertian Budaya, Unsur, Wujud & Fungsi Menurut Para k. Wati, W., & Silvianetri, S. 2018. PENGARUH KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN KESADARAN SHOLAT BERJAMAAH SISWA. Alfuad Jurnal Sosial Keagamaan. Awad, F. B. 2015. KonselingIslam dalamMasyarakat Multikultural. Zawiyah Jurnal Pemikiran Islam. Desmita, D. 2009. MENGEMBANGKAN RESILIENSI REMAJA DALAM UPAYA MENGATASI STRES SEKOLAH. Ta’dib. Farikhatul ’Ubudiyah. 2020. Konseling Melalui Meditasi Lintas Agama di Vihara Karangdjati Yogyakarta. Al-Irsyad Jurnal Bimbingan Konseling Islam. Firman. 2017. Peran Antropologi dalam Konseling Lintas Budaya di Era Masyarakat Ekonomi Asean MEA. Prosiding Seminar Konseling 2017 Profesi Konseling Menuju Masyarakat Ekonomi Asean. Ganesan. 2016. Akhbar Tamil Nesan dan peranannya dalam perkembangan pendidikan Tamil di Tanah Melayu. Jurnal Penyelidikan Dedikasi. Hermansyah, M. T., & Hadjam, M. R. 2020. RESILIENSI PADA REMAJA YANG MENGALAMI PERCERAIAN ORANG TUA STUDI LITERATUR. MOTIVA JURNAL PSIKOLOGI. Irman, I., Murisal, M., Syafwar, F., Silvianetri, S., Zubaidah, Z., & Yeni, P. 2020. Membangun Kesadaran Spritual melalui Konseling Berbasis Surau dalam Pengembangan Pariwisata. Islamic Counseling Jurnal Bimbingan Konseling Islam. Mahfuz, A. G. 2019. Hubungan Agama dan Budaya. Sosial Keagamaan Dan Pendidikan Islam. Mirnawati 2016. Simbol Mitologi Dalam Karya Sastra Teks Al-Barzanji; Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Pasal 4. Jurnal Diskursus Islam UIN Alauddin Makasar. Nashihin, H. 2017. Pengertian Budaya. Konstruksi Budaya Sekolah Sebagai Wadah Internalisasi Nilai Karakter. Resiliensi pada Remaja Jawa. 2015. Jurnal Psikologi UGM. Rofiqi, M. A. 2019. RELEVANSI AGAMA DAN SPIRITUAL DALAM KONSELING. JCOSE Jurnal Bimbingan Dan Konseling. Sunarti, E., Islamia, I., Rochimah, N., & Ulfa, M. 2017. Pengaruh Faktor Ekologi Terhadap Resiliensi Remaja. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen. Sunarti, E., Islamia, I., Rochimah, N., & Ulfa, M. 2018. Resiliensi Remaja Perbedaan Berdasarkan Wilayah, Kemiskinan, Jenis Kelamin, dan Jenis Sekolah. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen. Supriatna, E. 2019. Islam dan Kebudayaan. Jurnal Soshum Insentif. Thabroni, G. 2020. Pengertian Budaya, Unsur, Wujud & Fungsi Menurut Para k. Wati, W., & Silvianetri, S. 2018. PENGARUH KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN KESADARAN SHOLAT BERJAMAAH SISWA. Alfuad Jurnal Sosial Keagamaan. References Awad, F. B. 2015. KonselingIslam dalamMasyarakat Multikultural. Zawiyah Jurnal Pemikiran Islam. Desmita, D. 2009. MENGEMBANGKAN RESILIENSI REMAJA DALAM UPAYA MENGATASI STRES SEKOLAH. Ta’dib. Farikhatul ’Ubudiyah. 2020. Konseling Melalui Meditasi Lintas Agama di Vihara Karangdjati Yogyakarta. Al-Irsyad Jurnal Bimbingan Konseling Islam. Firman. 2017. Peran Antropologi dalam Konseling Lintas Budaya di Era Masyarakat Ekonomi Asean MEA. Prosiding Seminar Konseling 2017 Profesi Konseling Menuju Masyarakat Ekonomi Asean. Ganesan. 2016. Akhbar Tamil Nesan dan peranannya dalam perkembangan pendidikan Tamil di Tanah Melayu. Jurnal Penyelidikan Dedikasi. Hermansyah, M. T., & Hadjam, M. R. 2020. RESILIENSI PADA REMAJA YANG MENGALAMI PERCERAIAN ORANG TUA STUDI LITERATUR. MOTIVA JURNAL PSIKOLOGI. Irman, I., Murisal, M., Syafwar, F., Silvianetri, S., Zubaidah, Z., & Yeni, P. 2020. Membangun Kesadaran Spritual melalui Konseling Berbasis Surau dalam Pengembangan Pariwisata. Islamic Counseling Jurnal Bimbingan Konseling Islam. Mahfuz, A. G. 2019. Hubungan Agama dan Budaya. Sosial Keagamaan Dan Pendidikan Islam. Mirnawati 2016. Simbol Mitologi Dalam Karya Sastra Teks Al-Barzanji; Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Pasal 4. Jurnal Diskursus Islam UIN Alauddin Makasar. Nashihin, H. 2017. Pengertian Budaya. Konstruksi Budaya Sekolah Sebagai Wadah Internalisasi Nilai Karakter. Resiliensi pada Remaja Jawa. 2015. Jurnal Psikologi UGM. Rofiqi, M. A. 2019. RELEVANSI AGAMA DAN SPIRITUAL DALAM KONSELING. JCOSE Jurnal Bimbingan Dan Konseling. Sunarti, E., Islamia, I., Rochimah, N., & Ulfa, M. 2017. Pengaruh Faktor Ekologi Terhadap Resiliensi Remaja. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen. Sunarti, E., Islamia, I., Rochimah, N., & Ulfa, M. 2018. Resiliensi Remaja Perbedaan Berdasarkan Wilayah, Kemiskinan, Jenis Kelamin, dan Jenis Sekolah. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen. Supriatna, E. 2019. Islam dan Kebudayaan. Jurnal Soshum Insentif. Thabroni, G. 2020. Pengertian Budaya, Unsur, Wujud & Fungsi Menurut Para k. Wati, W., & Silvianetri, S. 2018. PENGARUH KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN KESADARAN SHOLAT BERJAMAAH SISWA. Alfuad Jurnal Sosial Keagamaan. Awad, F. B. 2015. KonselingIslam dalamMasyarakat Multikultural. Zawiyah Jurnal Pemikiran Islam. Desmita, D. 2009. MENGEMBANGKAN RESILIENSI REMAJA DALAM UPAYA MENGATASI STRES SEKOLAH. Ta’dib. Farikhatul ’Ubudiyah. 2020. Konseling Melalui Meditasi Lintas Agama di Vihara Karangdjati Yogyakarta. Al-Irsyad Jurnal Bimbingan Konseling Islam. Firman. 2017. Peran Antropologi dalam Konseling Lintas Budaya di Era Masyarakat Ekonomi Asean MEA. Prosiding Seminar Konseling 2017 Profesi Konseling Menuju Masyarakat Ekonomi Asean. Ganesan. 2016. Akhbar Tamil Nesan dan peranannya dalam perkembangan pendidikan Tamil di Tanah Melayu. Jurnal Penyelidikan Dedikasi. Hermansyah, M. T., & Hadjam, M. R. 2020. RESILIENSI PADA REMAJA YANG MENGALAMI PERCERAIAN ORANG TUA STUDI LITERATUR. MOTIVA JURNAL PSIKOLOGI. Irman, I., Murisal, M., Syafwar, F., Silvianetri, S., Zubaidah, Z., & Yeni, P. 2020. Membangun Kesadaran Spritual melalui Konseling Berbasis Surau dalam Pengembangan Pariwisata. Islamic Counseling Jurnal Bimbingan Konseling Islam. Mahfuz, A. G. 2019. Hubungan Agama dan Budaya. Sosial Keagamaan Dan Pendidikan Islam. Mirnawati 2016. Simbol Mitologi Dalam Karya Sastra Teks Al-Barzanji; Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Pasal 4. Jurnal Diskursus Islam UIN Alauddin Makasar. Nashihin, H. 2017. Pengertian Budaya. Konstruksi Budaya Sekolah Sebagai Wadah Internalisasi Nilai Karakter. Resiliensi pada Remaja Jawa. 2015. Jurnal Psikologi UGM. Rofiqi, M. A. 2019. RELEVANSI AGAMA DAN SPIRITUAL DALAM KONSELING. JCOSE Jurnal Bimbingan Dan Konseling. Sunarti, E., Islamia, I., Rochimah, N., & Ulfa, M. 2017. Pengaruh Faktor Ekologi Terhadap Resiliensi Remaja. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen. Sunarti, E., Islamia, I., Rochimah, N., & Ulfa, M. 2018. Resiliensi Remaja Perbedaan Berdasarkan Wilayah, Kemiskinan, Jenis Kelamin, dan Jenis Sekolah. Jurnal Ilmu Keluarga Dan Konsumen. Supriatna, E. 2019. Islam dan Kebudayaan. Jurnal Soshum Insentif. Thabroni, G. 2020. Pengertian Budaya, Unsur, Wujud & Fungsi Menurut Para k. Wati, W., & Silvianetri, S. 2018. PENGARUH KONSELING ISLAM DALAM MENINGKATKAN KESADARAN SHOLAT BERJAMAAH SISWA. Alfuad Jurnal Sosial Keagamaan. This study explains the position of Pancasila Education and Islamic Religious Education in the context of religious life. There are several forms of the dynamics of religious life such as conflicts that usually occur in students, especially in various Indonesian educational institutions. Conflicts that often occur in schools are disputes between students, power struggles, small problems that are often brought up and teenage love problems. This phase students have begun to recognize feelings of love between the opposite sex. The results show that the position of Pancasila education and Islamic Religious Education is very strategic and occupies. The forefront because they are the mainstream in counteracting negative things for religious life. So, they play an active role in overcoming various violence and conflicts that occur in educational institutions. Thus, Pancasila education and Islamic Education make efforts to guide future generations of future candidates so that they can have a good personality and are certainly. In accordance with the norms of set by Islam itself through a strong religious understanding so that there are no conflicts between them. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jayapangus Press ISSN 2615-0913 E Vol. 4 No. 3 2021 Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama Islam Dalam Konteks Kehidupan Beragama Firman Mansir1, Lia Kian2 1Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2Perbanas Institute Jakarta 1firmanmansir Islamic Education, Pancasila, Religious Life This study explains the position of Pancasila Education and Islamic Religious Education in the context of religious life. There are several forms of the dynamics of religious life such as conflicts that usually occur in students, especially in various Indonesian educational institutions. Conflicts that often occur in schools are disputes between students, power struggles, small problems that are often brought up and teenage love problems. This phase students have begun to recognize feelings of love between the opposite sex. The results show that the position of Pancasila education and Islamic Religious Education is very strategic and occupies. The forefront because they are the mainstream in counteracting negative things for religious life. So, they play an active role in overcoming various violence and conflicts that occur in educational institutions. Thus, Pancasila education and Islamic Education make efforts to guide future generations of future candidates so that they can have a good personality and are certainly. In accordance with the norms of set by Islam itself through a strong religious understanding so that there are no conflicts between them. Pendidikan Agama Islam, Pancasila, Kehidupan Beragama Penelitian ini menjelaskan mengenai posisi Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama Islam dalam konteks kehidupan beragama. Terdapat beberapa bentuk dari dinamika kehidupan beragama seperti konflik yang biasa terjadi pada siswa terutama terjadi diberbagai lembaga pendidikan Indonesia. Konflik yang sering terjadi di sekolah yaitu perselisihan antar siswa, pertentangan adu kekuatan, masalah kecil yang sering kali dibesarkan dan masalah percintaan remaja yang dimana pada fase ini para siswa sudah mulai mengenal perasaan suka antar lawan jenis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama Islam sangat strategis dan menempati garda terdepan karena keduanya sebagai arus utama dalam menangkal hal-hal negatif bagi kehidupan beragama, sehingga ia berperan aktif untuk menanggulangi berbagai kekerasan dan konflik yang terjadi di lembaga pendidikan. Dengan demikian, Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama Islam melalukan upaya untuk membimbing calon generasi penerus di masa depan agar dapat memiliki kepribadian baik dan pastinya sesuai dengan norma-norma yang telah ditetapkan oleh agama Islam itu sendiri melalui pemahaman agama yang kuat agar tidak terjadi berbagai konflik diantara mereka. Pendahuluan Pendidikan berasal dari kata didik yang berarti memelihara atau juga melatih, Abuddin Nata, 2010. Diartikan dari melatih dan memilihara berarti memerlukan sesuatu yang dapat dijadikan sebagai perantara dalam melakukan kegiatan ini, Mansir, 2020. Seperti misalnya dalam ruang lingkup lembaga pendidikan, dalam mendidik seseorang siswa diharuskan memiliki tujuan yang pasti dan terarah dalam upaya pencapaiannya. Dalam pendidikan tentu saja dibutuhkan seseorang guru yang dapat mengarahkan siswa untuk menjadi lebih baik dari pada sebelumnya, Walidaik, 2017. Hal ini dikarenakan ada beberapa guru yang dalam memberikan pendidikan kepada siswa kurang baik, sehingga menyebabkan siswa kurang mendapatkan pendidikan yang cukup. Sebagai bentuk upaya, diharapkan untuk guru di masa ini bisa memberikan pendidikan yang berkualitas kepada para siswa, Mansir, 2019. Selain untuk melahirkan generasi yang lebih baik, dari adanya pendidikan seeorang akan lebih banyak memahami bagaimana ilmu itu akan diimplementasikan pada kehidupan luar ataupun kehidupan bermasyarakat. Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama Islam Fathani & Purnomo, 2020 memiliki arti upaya dalam mencapai tujuan keberhasilan siswa yang dimana dalam upaya tersebut seorang guru mempunyai keharusan untuk mempersiapkan para siswa untuk mengenal, memahami, mendalami hingga mengimani ajaran Islam serta menjalankan kewajiban yang memang sudah seharusnya dilakukan dalam ajaran Islam itu sendiri. Namun pengertian tersebut hanya sebatas pengertian singkat dari Pendidikan Agama Islam Mansir, 2021. Kehadiran Pendidikan Agama Islam sebenarnya untuk menuntun dan membimbing para siswa supaya tetap berada pada jalan atau jalur yang benar, Sanusi, 2013. Hal ini dikarenakan semakin lama zaman akan semakin berubah, semakin banyak pula tingkah laku atau perilaku yang kurang sesuai dengan aturan yang ada pada Pendidikan Agama Islam itu sendiri. Khususnya untuk kondisi sekarang ini, dunia sudah semakin tua dan teknologi yang berkembang sudah semakin pesat. Tentu saja ini menjadi 252 kekhawatiran para sarjana muslim dan semua sebagai calon penerus generasi muslim yang tentunya akan menjadi tanggungjawab bersama ke depannya. Dalam ajaran agama Islam, terdapat hukum tersendiri untuk menjalankan kegiatan atau mengatur norma-norma kehidupan yang sudah berlaku, Mansir, 2020. Hukum Islam yang dapat dipahami dan dipelajari yaitu berasal dari al-Qur’an dan al-Hadis. Di dalam al-Qur’an telah tertulis lengkap mengenai cerita terdahulu, perintah dan larangan, bagaimana kebiasaan orang-orang terdahulu, atau juga kebiasaan nabi dan rasul yang sudah seharusnya dijadikan sebagai contoh suri tauladan dalam menjalankan kehidupan. Terdapat banyak pesan dan moral yang telah terkandung dalam al-Qur’an. Oleh karena itu sudah menjadi hal yang seharusnya kita lakukan untuk mengimani serta melaksanakan sesuai dengan yang telah tercantum pada pedoman umat Islam hingga akhir zaman nanti. Pada dasarnya tidak ada yang sulit dalam melaksanakan berbagai macam perintah dan menjauhi berbagai larangannya, yang membuat kita sebagai umat muslim sering meniggalkan perintah dan melaksanakan larangan yang telah tertulis. Hal ini dikarenakan sebagai umat Islam sering melalaikan pedoman agamanya sendiri. Terutama saat ini kita berada dan berhadapan dengan generasi millenial atau generasi kekinian yang dimana semua informasi bisa didapatkan dengan mudah dari smartphone saja. Dalam mengaksesnya juga sangat mudah, hanya dibekali dengan kuota data ataupun smartphone yang sudah tersambung dengan wi-fi maka smartphone yang digunakan dapat disambungkan dengan akses internet tanpa batas. Berkenaan dengan hal itu, tidak sedikit informasi yang tersaji dalam internet merupakan hal yang layak dikonsumsi. Ada berbagai situs yang memberikan hal kurang senonoh untuk disajikan kepada khalayak umum. Terutama apabila anak dibawah umur juga tidak luput menikmati salura tersebut. Ini yang menjadi kekhawatiran umat Islam saat ini, orang tua memberikan anak fasilitas smartphone untuk dipergunakan dengan baik dan dapat dipergunakaan untuk belajar atau juga mengakses yang sekiranya bisa menambah ilmu pengetahuan si anak akan tetapi justru itu seakan menjadi boomerang orang tua itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan sedikit seorang anak dan masing- masing dari kita menggunakan smartphone dan internet tersebut untuk mengorek sesuatu yang seharusnya perlu dijauhi. Dari banyaknya pedoman Islam yang berlaku, seharusnya ini membuat masyarakat sebagai umat muslim semakin mudah dalam menjalankan kesehariannya. Namun kembali lagi, yang seringkali menjadi penghalang untuk taat dalam beribadah 253 yaitu terdapat pada diri sendiri. Oleh karenanya, fungsi Pendidikan Agama Islam disini untuk membenahi kekeliruan dan melengkapi kekurangan yang masih menjadi persoalan umat Islam dalam menjalankan kehidupannya Mansir, 2020. Ini menjadi kewajiban bagi pendidik saat ini terutama untuk calon pendidik yang di masa depan besok sudah harus siap untuk mendidik dan membimbing para murid atau peserta didik untuk menjadi generasi Islam yang berilmu Mansir, 2019. Tentu dalam upaya tersebut terdapat banyak ujian dan tantangan supaya target yang diinginkan dapat tercapai. Sehingga diperlukan kesiapan ilmu dan juga pendirian agar berhasil mencapai tujuan pendidikan yag maksimal. Seberapakah pentingnya Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan? Seperti yang diketahui bahwasanya Pendidikan Agama Islam sangatlah memiliki pengaruh yang besar di dalam kehidupan seorang muslim. Hal ini dikarenakan pada dasarnya setiap manusia memerlukan pedoman untuk melanjutkan kehidupan dan mengarungi luasnya arus perjalanan hidup ini. Maka dari itu, Pendidikan Agama Islam memiliki posisi teratas dalam mengambil peran untuk menyiapkan kehidupan seorang muslim. Akan tetapi permasalahan yang sedang terjadi yakni Pendidikan Agama Islam mengalami “persaingan dengan pendidikan Barat. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi minat dalam mempelajari Pendidikan Agama Islam, bagi umat Islam Indonesia. Faktor ini beberapa diantaranya berasal dari dalam sekolah namun juga dari luar sekolah. Salah satu faktor yang berasal dari dalam sekolah yaitu dimana ketika pada sekolah negeri jam pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tidak memiliki porsi yang banyak. Sehingga hal ini membuat minat peserta didik dalam mempelajari pendidikan agama Islam tidak terlalu mendalam. Apalagi asupan yang diberikan sekolah negeri yakni ilmu-ilmu umum yang menyebabkan ilmu agama Islam pada sekolah negeri tidak lagi dibutuhkan banyak. Dalam pendidikan agama Islam terdapat banyak petunjuk guna menangani setiap permasalahan yang ada. Seperti yang diketahui, terdapat berbagai macam konflik yang sudah pasti kita mengenalnya dan konflik tersebut sudah biasa terjadi pada bangku sekolah atau di lembaga pendidikan. Apakah konflik tersebut selalu mengenai kekerasan ataukah hanya sebatas konflik salah paham yang terjadi pada masing-masing siswa yang terlibat. 254 Metode Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, Creswell et al., 2007. Karena itu kemudian, penelitian ini fokus dengan melihat berbagai konflik yang terjadi di lembaga pendidikan. Adapun data yang digunakan ada dua. Yaitu dara primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari jurnal nasional yang memperbincangkan tentang konflik siswa. Data ini kemudian dikumpulkan dan dianalis dengan metode deskripti-analitik. Selanjutnya data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku referensi yang berkaitan dengan konflik siswa. Data sekunder ini untuk memperkuat hasil penelitian dan melengkapi data yang masih kurang. Dengan demikian, data-data yang sudah terkumpul kemudian diberikan kode untuk untuk melihat perbedaan dan persamaan dengan apa yang peneliti telusuri, tentu dalam hal ini adalah mengenai konflik siswa di lembaga pendidikan. Hasil dari pengkodean data-data itu selanjutnya dianalisis sesuai dengan metodologi yang kemudian melahirkan data yang akurat. Hasil dan Pembahasan Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu ilmu pendidikan yang terdapat pada setiap sekolah umum di Indonesia, Mansir, Lain halnya yang terdapat pada sekolah Islam swasta Fauziyah, 2021. Pendidikan Agama Islam terbagi secara spesifik dalam mata pelajaran seperti Fiqh, Aqidah Akhlaq, Qur’an Hadis, dan Sejarah Kebudayaan Islam. Ilmu-ilmu yang diberikan tetaplah sama yang membedakan yaitu jika pada sekolah negeri hanya diberikan nama PAI dengan penjelasan secara umum, Mansir, 2021. Pada pembelajaran PAI di sekolah Islam maka PAI akan terpecah dengan penjelasan secara detail. Terutama pembelajaran PAI pada sekolah negeri hanya diberikan waktu singkat yang dimana rata-rata waktu yang diberikan hanyalah 2 jam per satu jam pelajarannya selama seminggu. Sehingga dari alokasi waktu yang tersedia tersebut tidak memungkinan jika siswa akan mendapatkan banyaknya pengetahuan agama Islam yang memadai dan mendalam. Mungkin ini adalah salah satu faktor penyebab munculnya konflik-konflik antara siswa dengan siswa lainnya dikarenakan masing-masing dari mereka kurang memahami arti pentingnya Pendidikan Agama Islam. Karena jika dikaitkan dengan pendidikan Islam, semua yang ada pada dunia ini akan saling berkesinambungan satu sama lain. Kemudian pelaksanaan dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini sendiri merupakan program dalam mengimplementasikan pendidikan mental-spiritual dan juga 255 moral kepada para peserta didik, Sanusi, 2013. Bagaimanapun juga peran pendidik atau guru mata pelajaran Agama Islam ini juga harus tetap memantau dan juga mengupayakan untuk melakukan perbaikan konsep materi pelajarannya, Mumtahanah, 2018. Akan lebih baik lagi jika dalam menyajikan materi agama Islam ini diberikan konsep. pembelajaran yang menyenangkan supaya peserta didik tertarik untuk mempelajari lebih lanjut mengenai Pendidikan Agama Islam. Hal ini juga yang dapat peserta didik menyerap lebih mudah mengenai materi tersebut. Tujuannya adalah supaya peserta didik memahami dan mengenal lebih jauh tentang ilmu-ilmu agama Islam. Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan untuk mengenal, mengetahui, memahami dan mengikuti aturan dan ruang lingkup agama Islam, Mansir, 2020. Pendidikan berasal dari kata “didik” yang berarti memelihara atau pun melatih. Bila diartikan dari segi etimologi atau bahasa, Pendidikan Agama Islam yaitu proses dalam memberikan pengajaran atau bentuk kontribusi seorang pedidik baik dalam akhlak maupun kecerdasan berpikir. Kemudian jika diambil dari segi terminologi atau istilah, Pendidikan Agama Islam merupakan upaya sadar guna mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran supaya siswa dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk lebih memperdalam spiritual keagamaan, self esteem, kepribadian yang baik, kecerdasan dalam akhlak, dan juga keterampilan yang nantinya akan ia implementasikan padaa lingkungan keluarga, masyarakat, dan negara. Pendidikan Islam Tarbiyah diartikan dari melatih dan memilihara berarti memerlukan sesuatu yang dapat dijadikan sebagai perantara dalam melakukan kegiatan ini Mansir, 2017. Seperti halnya dalam ruang lingkup sekolah, dalam mendidik seseorang peserta didik diharuskan memiliki tujuan yang pasti dan terarah dalam upaya pencapaiannya. Dalam proses pengenalan ini terdapat banyak faktor-faktor yang masih menjadi kendala dalam melakukan proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam. Entah dari dalam faktor eksternal guru maupun dari media ajar yang berguna untuk membantu guru dalam memperlancar kegiatan belajar mengajar ini. Sudah bukan rahasia lagi jika minat dalam belajar Pendidikan Agama Islam di sekolah Indonesia tidak terlalu besar. Hal ini disebabkan jam belajar yang diberikan juga hanya terbatas, yaitu hanya sekitar dua jam setiap mata pelajaran. Sedangkan banyaknya materi yang seharusnya diberikan tidak cukup jika hanya diberikan melalui waktu dua jam tersebut. Terutama kendala pada siswa juga seharusnya menjadi pertimbangan pendidik itu sendiri 256 dikarenakan tidak semua siswa yang ada dapat langsung memahami isi dari materi ajar itu sendiri. Belum lagi jika terdapat beberapa anak yang tidak dapat menangkap materi pembelajaran tersebut, ini menyebabkan pendidik atau guru agama Islam tersebut mengalami kebingungan sendiri. Selain tujuan tercapainya materi ajar tidak tersampaikan secara maksimal kepada siswa, ia juga menjadikan hal ini sebagai evaluasi agar kedepannya mengenai materi atau pun segala bahan ajar yang telah ia berikan kepada peserta didik dapat diterima dengan baik. Pendidikan Agama Islami memiliki istilah atau makna tersendiri dari beberapa pengertian diantaranya 1. Pendidikan Agama Islam merupakan pendidikan yang dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam sumber dasar ajaran Islam. 2. Pendidikan Agama Islam merupakan upaya untuk mengajarkan kepada kaum muslimin untuk menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman hidup seseorang. 3. Pendidikan agama Islam merupakan ajaran yang sudah ada sejak zaman Rasulullah hingga saat ini masih berkembang berkaitan dengan agama Islam dan sejarah umat Islam. Dari beberapa istilah yang telah disebutkan di atas tersebut dapat ditarik benang merahnya jika Pendidikan Agama Islam merupakan upaya untuk membimbing calon generasi penerus di masa depan nanti agar dapat memiliki kepribadian baik dan pastinya sesuai dengan norma-norma yang telah ditetapkan oleh agama Islam itu sendiri Sinaga, 2017. Dari sinilah nantinya akan lahir generasi penerus yang berkepribadian baik. Jika seseorang telah memiliki kepribadian muslim pastinya nanti ia menjadikan ajaran Islam sebagai pandangan atau pedoman hidupnya Mansir, 2020. Tentunya juga dari cara berpikir dan menyikapi suatu tindakan sesuai dengan ajaran dan pandangan Islam. Dengan begitu tujuan dari Pendidikan Agama Islam merupakan sebuah upaya yang berupa bimbingan baik secara jasmani atau rohani kepada peserta didik secara Islami. Semua ini dilakukan untuk mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat. Seperti yang telah disebutkan dalam penjelasan sebelumnya, posisi Pendidikan Pancasila, Dewantara, 2015 dan Pendidikan Agama Islam sangatlah penting Kuswanto, 2014, yakni berkaitan dengan ilmu-ilmu Islam yang menjadi fondasi dalam kehidupan perlu dikenal dan difahami betul. Hal ini juga dikarenakan Pendidikan Agama Islam bersifat urgent penting untuk dipelajari dari mulai zaman lahirnya Islam hingga akhir zaman nanti. Di dalam Al-Qur’an sudah diperjelas pada QS. Al–Baqarah ayat 159 257 Sungguh, orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk, setelah Kami jelaskan kepada manusia dalam Kitab Al-Qur’an 1. Ruang Lingkup Pendidikan Pancasila dan PAI di Indonesia Pada kajian Pendidikan Pancasila Nurgiansah, 2021, sejatinya lingkup dan fungsi pancasila secara spesifik yaitu yang pertama, pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Rindjin, 2013. Indonesia bisa menjadikan pancasila sebagai pedoman dalam menyatukan hubungan dengan bangsa lain. Nilai-nilai pendidikan pancasila tidak boleh keluar atau melepaskan dari berbagai bentuk hubungan diplomatik yang terkoneksi dengan negara Indonesia terhadap negara lainnya Suharyanto, 2013. Segala sesuatu yang terkait dengan hasil dalam konteks hubungan diplomatik perlu dipertimbangkan dengan menggunakan nilai pendidikan pancasila beserta makna yang terkandung dalamnya. Kedua, yaitu pancasila sebagai jiwa Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Seluruh lembaga pendidikan maupun lembaga sosial di Indonesia baik yang besar maupun yang paling kecil seharusnya menjadikan pancasila sebagai nafas dan pedoman ideologinya. Ketiga, yaitu pancasila sebagaai kepribadian bangsa. Pancasila merupakan profile dan wajah bangsa. Sebagai profile, pancasila merupakan jawaban dari pertanyaan mengenai berbagai kepribadian Indonesia yang nyata. Dengan demikian, pendidikan pancasila selanjutnya merupakan pancasila sebagai pedoman hukum Fauzi et al., 2013. Maknanya adalah ia berfungsi sebagai sumber hukum dalam berbagai kasus di Indonesia. Hukum yang dibentuk, dimodel dan dibuat oleh seluruh pihak tidak seharusnya melupakan nilai-nilai pendidikan pancasila. Fungsi pendidikan pancasila juga sebagai cita-cita negara ini. Dasar negara Indonesia yang sudah dirancang sejak dulu oleh para pendiri bangsa memiliki pernyataan menarik yang menjadi harapan bangsa untuk diwujudkan oleh seluruh masyarakat bangsa Indonesia. Selanjutnya pendidikan pancasila berfungsi sebagai cita-cita bangsa maksudnya pancasila menjadi deskripsi serta penjelasan peta akan kemana bangsa Indonesia akan berjalan ke depannya. Dari berbagai fungsi pancasila diatas, dan tafsiran mengenai nilai pada pendidikan pancasila serta yang berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara hendaknya tidak melenceng dari nilai-nilai pancasila itu sendiri Amir, 2013. Sebab hal ini searah dengan nilai-nilai Pendidikan Agama Islam. Bisa dilihat secara gamblang tentang nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila menurut Widjajda 2004 yaitu 258 a. Nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan. b. Nilai ideal, nilau material, nilai spiritual, nilai pragmatis, dan nilai positif. c. Nilai etis, nilai estetis, nilai logis, nilai sosisal dan nilai religius. Melihat dan mengamati penjelasan di atas, sepertinya nilai-nilai itu sudah terpancar dan terkandung dalam Pendidikan Agama Islam. Pancasila yang tidak luput dari nilai ketuhanan, spiritual, maupun religius dapat menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia untuk tidak melupakan segi spiritual, hal tersebut juga tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Hal tersebut dengan tegas menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara yang menggunakan landasan kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa. Hal serupa juga sesuai dengan perinsip yang terkandung dalam pedoman nilai-nilai karakter. Sementara itu, ruang lingkup pendidikan Agama Islam mencakup keharmonisan, Tolchah, 2020 keselarasan dan kesepadan antara hubungan manusia dengan Rabb-nya, hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan kemudian hubungan manusia dengan dirinya sendiri. Tak luput juga hubungan manusia dengan makhluk Allah yang lainnya. Aspek-aspek yang terkandung pada Pendidikan Agama Islam juga menjadi penting. Ini akan menjadi perpaduan yang sama-sama saling melengkapi satu sama lain. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang biasanya dilaksanakan di sekolah umum maupun sekolah swasta Islam yakni ada Aqidah Ilmu tentang keimanan, Ilmu Fiqh Ilmu yang berkaitan dengan ibadah, Al Qur’an dan Hadits, Akidah Akhlak, dan juga Tarikh Islam, Fauziyah, 2021. Dari semua cabang ilmu pendidikan, baik itu Pendidikan Pancasila Nishimura, 1995, dan khususnya Pendidikan Agama Islam yang ada di atas dapat ditarik benang merahnya bahwa secara mandiri atau tanpa harus mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah. Ini dikarenakan cabang-cabang ilmu Islam tersebut merupakan ilmu umum yang artinya semua orang dapat mempelajarinya tanpa harus memiliki syarat tertentu untuk belajar ilmu tersebut. Terutama Islam mengharuskan umatnya untuk menuntut ilmu setinggi mungkin, terlebih untuk mempelajari agama hal ini memiliki poin lebih dan memang diwajibkan. Berbeda halnya dengan mempelajari ilmu-ilmu umum yang sifatnya tidak wajib meskipun ketika kita memasuki dunia sekolah pasti kita juga diwajibkan untuk mengikuti pelajaran tersebut. Akan tetapi, dilain waktu jika memiliki waktu lebih luang alangkah baiknya jika dimanfaatkan untuk menimba ilmu agama. 259 2. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dan Pendidikan Agama Islam Seperti yang telah diketahui bahwasanya tujuan dari pendidikan yakni sebagai proses atau upaya untuk menyiapkan masa depan anak didik untuk mencapai tujuan hidup yang tepat, Walidaik, 2017. Berbagai upaya telah dilaksanakan hanya untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Terutama saat ini sudah memasuki zaman dimana semuanya hanya mengandalkan internet sebagai rutinitas kesehariannya. Sehingga ini membuat seseorang untuk lebih mawas diri dalam menggunakan dan memanfaatkan internet agar tidak tersesat dalam menggunakannya. Maka peranan pendidikan agama Islam disini supaya anak didik mampu mengendalikan perilakunya agar tidak seenaknya dalam mengambil sikap. Ini dikarenakan anak dan juga remaja rentan mengikuti atau meniru bagaimana orang sekitar dalam berperilaku. Oleh karenanya dalam Islam diberikanlah pedoman untuk hidup lebih baik supaya dapat memanfaatkan hidup yang singat in dengan sebaik-baiknya. Berkaitan dengan nilai yang dapat diimplementasikan oleh siswa, maka pembelajaran yang dapat diterima oleh siswa seperti akhlak yang baik, yang dapat diimplementasikan dengan bagaimana cara bersikap yang baik atau menanggapi perilaku seseorang dengan baik juga tanpa harus berlaku kasar atau menyakiti, Mumtahanah, 2018. Ini merupakan salah satu bentuk mengimplementasikan materi pembelajaran pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama Islam. Kemudian untuk bentuk implementasi materi pembelajaran al-Qur’an dan hadist dapat dilakukan dengan mengamalkan perilaku yang baik sesuai dengan yang telah diperintahkan dalam firman Allah SWT yang telah tertuliskan dalam al-Qur’an, dan kemudian bentuk pengamalan dari hadis sendiri dapat dilakukan dengan melakukan perilaku-perilaku terpuji dan menjalankan sunnah nabi seperti yang telah tercantum dalam hadis-hadis nabi yang hingga saat ini masih dipakai sebagai bentuk petunjuk selain al-Qur’an. Dalam menyampaikan kebenaran juga menggunakan adab dan tutur kata yang baik, ini untuk menghindari diri sendiri dari menyakiti orang lain. Pendidikan Pancasila sangat konsen pada persoalan ini, sebab hal ini dapat mencerminkan sikap dan kepribadian seseorang sebagai anak bangsa. Dalam konteks Pendidikan Agama Islam Hidayat, 2015, apabila orang lain merasa sakit hati karena perkataan yang keluar dari lisan seseorang, maka itu akan membuat individu mendapatkan dosa karena telah membuat orang lain terluka. Maka dari itu, di dalam Pendidikan Agama Islam, adab merupakan sesuatu hal yang penting. Selain ini merupakan bentuk impelementasi dari 260 pembelajaran Akhlak juga bagian dari nilai-nilai Pendidikan Pancasila. Sebuah pepatah yang mengatakan bahwa percuma jika berilmu namun tidak memiliki adab yang baik. Maka dari itu adab sangat penting untuk diajarkan sejak dini. Hal ini selaras dengan semangat yang dimiliki Pendidikan Pancasila dalam mengajarkan kepada siswa tentang sikap hidup toleransi bermasyarakat. Selanjutnya cara mengimplementasikan nilai Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dapat dilakukan dengan cara mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah kehidupan beragama dan berbangsa. Melaksanakan ibadah sesuai dengan tuntunan syari’atnya masing-masing. Dalam ilmu fiqh umat muslim diharuskan benar-benar sejalur dengan apa yang sudah diperintahkan. Karena jika keluar dari jalur dan tidak sesuai tuntunan maka itu sama saja menentang ajaran Islam yang sudah ada sejak Islam lahir. Ini juga merupakan antisipasi untuk tidak melakukan hal yang terlarang dalam melaksanakan ibadah. Pendidikan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa way of life memiliki makna Pancasila bagian pedoman dan pegangan dalam kehidupan serta memberikan tuntunan perilaku masyarakat bagsa Indonesia dalam konteks kehidupan bermasyarakat. Karena itu kemudian, sebagai sumber nilai dan etika, seperti halnya Pendidikan Agama Islam, maka nilai-nilai yang terdapat dalam pancasila sebaiknya diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan terciptanya kehidupan masyarakat harmonis, dinamis, aman, tertib dan religius. Contoh dalam konteks di sekolah adalah konflik pada siswa sering terjadi mulai pada saat masih berada di Taman Kanak-kanak hingga masa peserta didik sudah memasuki ke jenjang sekolah menengah atas. Tidak hanya sedikit permasalahan, tetapi bisa melahirkan segunung masalah. Mulai dari permasalahan kecil antar sesama teman, kesalah pahaman dengan teman kelas, atau mungkin dengan angkatan yang lebih tua atau muda dari peserta didik tersebut. Bahkan peserta didik juga melakukan kesalahan dengan guru mereka masing-masing yang tidak sengaja atau hanya sebatas salah paham. Tidak dapat dipungkiri jika datangnya permasalahan ini juga awalnya juga sebatas candaan atau masalah kecil, namun akhirnya malah berlanjut hingga memperpanjang masalah. Pada masa sekolah, siswa biasanya mulai usil atau mulai bertingkah yang kurang baik pada saat remaja, Ibda, 2012. Hal ini secara psikologis dikarenakan pada saat remaja hormon seseorang dapat dikatakan sedang tingi-tingginya. Sehingga ketika mereka mengambil keputusan dalam suatu masalah, terkadang belum berpikir secara 261 tepat, atau dalam mengambil keputusan mereka masih belum bisa bertanggungjawab dengan pilihannya. Hal ini yang menjadikan ketika di usia tersebut remaja masihlah dikatakan labil, meskipun terdapat beberapa remaja yang juga sudah bisa menempatkan tanggungjawabnya. Dari uraian di atas, mengungkap bahwa pendidikan pancasila dan pendidikan agama islam pada dasarnya memiliki muara dan misi yang sama, sehingga keduanya diperlukan dalam merespon berbagai persoalan peserta didik di lembaga pendidikan Indonesia, Mansir, 2018. Oleh karena itu, dalam Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama Islam, keduanya menyelesaikan suatu masalah dapat dilakukan dengan cara yang baik, bijaksana, adil, dan tidak saling menyalahkan satu sama lain. Sebagai bangsa Indonesia dan umat Islam harus bisa menerima dan memahami jika terdapat perbedaan yang ada. Karena perbedaan tersebut di dalam Islam lazimnya disebut sebagai rahmat. Maka dengan adanya perbedaan itu, akan menimbulkan adanya sikap saling menghormati, menghargai pendapat atau perbedaan orang lain. Tentu dalam konteks ini yang diharapkan adalah jiwa pancasila dan motivasi keagamaan yang diperlukan. Kesimpulan Pendidikan Pancasila dan Pendidikan agama islam merupakan salah satu ilmu pendidikan yang terdapat pada setiap sekolah umum di indonesia. Pendidikan Pancasila bagian dari nilai-nilai kebangsaan yang perlu ditularkan kepada peserta didik. Sementara Pendidikan agama Islam bagian dari proses untuk mengenal, mengetahui, memahami dan mengikuti aturan dan ruang lingkup agama Islam. Dari sini titik awal nantinya akan lahir generasi penerus yang berkepribadian baik, berwawasan global, cinta tanah air dan memiliki jiwa pancasila. Jika seseorang telah memiliki kepribadian muslim pastinya nanti ia menjadikan ajaran Islam sebagai pandangan atau pedoman hidupnya. Tidak hanya itu, ia juga menjadikan pancasila sebagai falsafah kehidupan bagsa. Dengan ini akan menjadikan Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama Islam juga sebagai pedoman hidup manusia dan warga bangsa Indonesia. Daftar Pustaka Abuddin Nata, A. N. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Kencana Prenada Media Group. Amir, S. 2013. Pancasila as integration philosophy of education and national character. International Journal of Scientific & Technology Research, 21, 54–57. 262 Creswell, J. W., Hanson, W. E., Clark Plano, V. L., & Morales, A. 2007. Qualitative research designs Selection and implementation. The Counseling Psychologist, 352, 236–264. Dewantara, A. W. 2015. Pancasila Sebagai Pondasi Pendidikan Agama Di Indonesia. CIVIS, 51. Fathani, A. T., & Purnomo, E. P. 2020. Implementasi Nilai Pancasila dalam Menekan Radikalisme Agama. Mimbar Keadilan, 132, 240–251. Fauzi, F. Y., Arianto, I., & Solihatin, E. 2013. Peran guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam upaya pembentukan karakter peserta didik. Jurnal PPKn UNJ Online, 12, 1–15. Fauziyah, N. 2021. Pengelolaan Kelas Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Di Era Pandemi Covid-19 Pada Siswa Kelas V Di MI Darul Ulum Desa Benem Kecamatan Duduksampeyan Kabupaten Gresik. Universitas Muhammadiyah Gresik. Hidayat, N. 2015. Peran dan Tantangan Pendidikan Agama Islam di Era Global. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 121, 61–74. Ibda, F. 2012. Pendidikan moral anak melalui pengajaran bidang studi PPKn dan pendidikan agama. JURNAL ILMIAH DIDAKTIKA Media Ilmiah Pendidikan Dan Pengajaran, 122. Kuswanto, E. 2014. Peranan Guru PAI dalam Pendidikan Akhlak di Sekolah. MUDARRISA Jurnal Kajian Pendidikan Islam, 62, 194–220. Mansir, F. The Response Of Islamic Education To The Advancement Of Science In The Covid-19 Pandemic Era In The Islamic Boarding Schools. AULADUNA Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 81, 20–27. Mansir, F. 2017. Model Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi Islam Studi Pada Umi Dan Uin Alauddin Makassar. Mansir, F. 2018. Diskursus Pendidikan Karakter di Peguruan Tinggi Keagamaan Islam pada Era Milenial. Tadrib, 42, 280–300. Mansir, F. 2019. Implications of Teacher Certification on Professionalism and Welfare of 21th Century PAI Teachers. Tadrib, 52, 138–152. Mansir, F. 2020. Diskursus Sains dalam Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah dan Madrasah Era Digital. Kamaya Jurnal Ilmu Agama, 32, 144–157. 263 Mansir, F. 2020. Identitas Guru PAI Abad 21 Yang Ideal pada Pembelajaran Fiqh di Sekolah dan Madrasah. Muslim Heritage, 52, 435. Mansir, F. 2020. The Leadership of Personnel Management in Islamic Education Emerging Insights from an Indonesian University. Edukasia Islamika, 1–16. Mansir, F. 2020. The Urgency of Fiqh Siyasah In Islamic Education Learning At Madrasas And Schools. POTENSIA Jurnal Kependidikan Islam, 62, 142–154. Mansir, F. 2021. Aktualisasi Pendidikan Agama dan Sains dalam Character Building Peserta Didik di Sekolah dan Madrasah. J-PAI Jurnal Pendidikan Agama Islam, 72. Mansir, F. 2021. The Urgency of Fiqh Education and Family Role in The Middle of Covid-19 Pandemic For Students In School and Madrasah. Kamaya Jurnal Ilmu Agama, 41, 1–10. Mumtahanah, M. 2018. Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Perilaku Menyimpang Siswa. TARBAWI Jurnal Pendidikan Agama Islam, 301, 19–36. Nishimura, S. 1995. The development of Pancasila moral education in Indonesia. Japanese Journal of Southeast Asian Studies, 333, 303–316. Nurgiansah, T. H. 2021. Pendidikan Pancasila sebagai upaya membentuk karakter jujur. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 91, 33–41. Rindjin, K. 2013. Pendidikan pancasila untuk perguruan tinggi. Gramedia Pustaka Utama. Sanusi, H. P. 2013. Peran Guru PAI Dalam pengembangan Nuansa religius di sekolah. Jurnal Pendidikan Agama Islam-Ta’lim, 112, 143–153. Sinaga, S. 2017. Problematika pendidikan agama islam di sekolah dan solusinya. WARAQAT Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 21, 14. Suharyanto, A. 2013. Peranan pendidikan kewarganegaraan dalam membina sikap toleransi antar siswa. JPPUMA Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan Sosial Politik Universitas Medan Area, 12, 12. Tolchah, M. 2020. Problematika Pendidikan Agama Islam dan solusianya. Kanzun Books. Walidaik, A. 2017. Peran Guru PAI Dalam Mengatasi Masalah Kenakalan Remaja Studi Kasus Pada MA Darussalam Kemiri Kecamatan Subah Kabupaten Batang. IAIN SALATIGA. ... The development of the nations personality is one of the imperatives of a multicultural nation So for the application of the methods above, it is necessary to have professional educators in teaching and guide the community in achieving the creation of a character that suits the personality of the nation. This nation has a strong foundation in terms of life values, not only that, there are still many people who still have life norms that are by the foundation of this nation, namely Pancasila Mansir & Kian, 2021. But it cannot be discarded the fact that the norms that have been maintained have begun to be eroded by the development of the times and the most affected are the next generations of the nation, this fact proves that the lack of maintenance in Indonesia for the culture attached to the community. ...Firman MansirReligious and socio-cultural education is inseparable in peoples lives. Educational cultural proximity to religion and socio-cultural development become two interrelated and mutually needy sides in solving social problems of society. This research shows that there is a relationship between religious and cultural education that is interrelated, giving birth to changes and responding to the rapid development of the times, thus ushering in a reality of religious life that is full of educational values without losing the local culture. The success of a nation can be seen and measured by the younger generation of its nation in the present and the future. Regarding religious education with culture, it is hoped that there will be the best results from a new generation and have potential with good quality, who can develop the knowledge they have and apply it well in the fabric of education, society, and culture. Thus, religious and socio-cultural education provides answers to various problems in the social development of budaya to religion in the context of educational institutions, be it in schools or madrasas. Pendidikan Agama Islam dan sosial budaya tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat. Pendekatan kultural edukatif terhadap agama dan perkembangan sosial budaya menjadi dua sisi yang saling terkait dan saling membutuhkan dalam memecahkan persoalan sosial masyarakat. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan Agama Islam dan budaya yang saling berkaitan, dengan melahirkan perubahan serta merespon berkembangnya zaman yang semakin pesat, sehingga mengantarkan pada sebuah kenyataan kehidupan beragama yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan tanpa menghilangkan budaya setempat. Berhasilnya suatu bangsa dapat dilihat serta diukur dari generasi muda bangsanya pada masa kini serta pada masa yang akan datang. Dalam hubungannya Pendidikan Agama Islam dengan budaya, sangat diharapkan adanya hasil terbaik dari generasi yang baru dan memiliki potensi dengan kualitas yang baik, yang mampu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan mengaplikasikannya dengan baik dalam jalinan pendidikan, sosial dan budaya. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam dan sosial budaya memberi jawaban dari berbagai permasalahan dalam perkembangan sosial budaya terhadap agama dalam konteks lembaga pendidikan, baik itu di sekolah maupun MansirThis study discussed that Islamic boarding schools as educational institutions responded to Covid 19 pandemic era through their educational system. This study aimed to examine how Islamic educational institutions responded to the advancement of science in the current Covid-19 era. The method used was the library research method with a qualitative approach by excavating, discovering, reading, explaining, and conveying implicitly or explicitly to literature from the data. The source data came from articles, journals, and books related to Islamic education, Islamic boarding schools, and the response of Islamic education to the Covid-19 pandemic. In analyzing the data, the researcher used data descriptive and content analyses. The findings indicated that Islamic boarding schools applied online learning during the Covid-19 Pandemic era. Therefore, Islamic boarding schools responded by using science technology in the learning process by developing lesson plans based on the current ini membahas pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang merespon pandemi Covid-19 melalui sistem pendidikannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana lembaga pendidikan Islam menyikapi kemajuan ilmu pengetahuan di era Covid-19 saat ini. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif dengan menggali, menemukan, membaca, menjelaskan, dan menyampaikan secara implisit atau eksplisit ke literatur dari data. Sumber data berasal dari artikel, jurnal, dan buku terkait pendidikan Islam, pesantren, dan respon pendidikan Islam terhadap pandemi Covid-19. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan deskriptif data dan analisis isi. Temuan menunjukkan bahwa pesantren menerapkan pembelajaran online selama era Pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pondok pesantren meresponnya dengan menggunakan iptek dalam proses pembelajarannya dengan mengembangkan RPP berdasarkan situasi saat Heru NurgiansahPerubahan jaman semakin mengikis perilaku peserta didik menjadi arogan, amoral, dan intoleran. Perilaku mereka semakin menjauh dari nilai-nilai agama. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, seperti pengaruh lingkungan dan penggunaan teknologi. Tujuan penelitian ini adalah untuk membentuk karakter religius melalui Pendidikan Pancasila di kalangan peserta didik SMA PGRI 1 Kasihan Bantul. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumentasi, dan literasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pendidikan Pancasila berhasil membentuk karakter religius peserta didik. Pendidikan Pancasila memiliki peranan penting dalam menyelesaikan segala persoalan khususnya dalam pendidikan karakter. Peneliti berharap agar penelitian berikutnya bisa mendeskripsikan karakter religius sebagai formula untuk menyatukan masyarakat Indonesia yang MansirThis research explains that in 21st century, education is faces by some quite complex challenges. In this 21st century, advances in science and technology in all fields are increasingly narrowing the world. Compared to the previous century, in this century, professional teachers must have a wider range of competences. Teacher in 21st century must be able to improve personal skills, technical skills, social skills and pedagogical skills. Islamic Education teachers in 21st century are also expected to develop positive relationships with students and the school community using technology as a tool to raise teaching standards. Especially in learning Islamic religious education, in fiqh, an ideal or professional teacher is needed to form the skills of a teacher in building the enthusiasm of students in science, religion and technology. The ideal PAI teacher has the ability to develop and combine various learning strategies and methods to spur students' enthusiasm for learning because students nowadays know information very easily. AbstrakPenelitian ini menjelaskan bahwa pada abad 21 ini pendidikan dihadapkan dengan berbagai tantangan yang cukup kompleks. Pada abad 21 ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di semua bidang semakin mempersempit dunia. Dibandingkan dengan abad yang sebelumnya, pada abad ini guru yang profesional harus mempunyai kompetensi yang lebih luas. Guru abad 21 ini harus mampu meningkatkan keterampilan pribadi, keterampilan teknis, keterampilan sosial dan keterampilan pedagogik. Guru PAI abad 21 juga diharapkan dapat mengembangkan hubungan positif dengan peserta didik dan komunitas sekolah, menggunakan teknologi sebagai alat untuk meningkatkan standar pengajaran. Terutama dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, dalam fiqih guru yang ideal atau profesional sangat dibutuhkan untuk membentuk kecakapan seorang guru dalam membangun semangat peserta didik dalam hal sains, ilmu agama dan teknologi. Guru PAI yang ideal memiliki kemampuan untuk mengembangakan dan memadukan berbagai strategi dan metode belajar untuk memacu semangat belajar peserta didik, karena pada zaman saat ini peserta didik mengetahui infomasi-informasi dengan sangat MansirThis research was conducted to analyse what methods are effective in analysing the Role of Religion and Science Education in Forming Student Character Building. Basically, learning is influenced by the determination of the selection of the method used. Islamic religious education and science are different lessons so that as educators need to channel their creativity in delivering material. In this research, the writer used literature review method. So that the results of the study refer to methods that are effectively used. In the analysis of the role of religion and science education in shaping the character building of students. The result of this research is an effective method that can be used by educators in the role of religious education and science. In the formation of character building is the mix method, namely the problem-solving method, the inquiry method and the Discovery MansirLeadership is one of crucial things in an education management. It also happens in Islamic higher education institutions, especially in the case of its personnel management. This study aims to describe the leadership style in a personnel management of an Islamic higher education institution in Yogyakarta, Indonesia. This study belongs to qualitative research by using interview and observation in collecting the data. The obtained data then validated by triangulation and descriptively analyzed to produce relevant interpretation of the data. This research comes into a conclusion that the education success is not only measured from the class management, curriculum, students and so on, but also its personnel management. This study promotes that leadership in personnel management of Islamic higher Education needs good leadership style which based on the principle of siddiq, amanah, tabligh, and fathonah. It can be applied through recruitment, development, promotion and transfer, dismissal, compensation, as well as evaluation of employee MansirThis research studies about the policy of Islamic teacher education PAI about the extent of teacher certification towards the professional attitude they have towards the development of students, especially in the context of the digital age. Teacher certification especially PAI teacher can give professionalism attitude towards students in various learning activities. Meanwhile, the welfare of PAI teachers in Indonesia has increased with the emergence of the certification policy. Furthermore, it has implications for PAI teachers to be able to improve their professionalism in conducting learning obligations. Thus, the process that occurring in the interaction between educators and students can run well. In the end, the goal of Islamic education is to form a muttaqien person realized to the maximum. This research was a library library research that is research sourced from library materials using a qualitative approach. Therefore, it was an exploration of a number of data both primary and secondary data with concrete steps as follows reading and examining in depth primary data such as books which are the results of research, theses or dissertations related to this topic. Therefore, Teacher education policies in the industrial revolution era related to teacher certification especially PAI teachers need to be adjusted to the current context. Thus, teachers in Indonesia are not trapped between policy and reality on the ground faced by students. Our expectation is that there will be no more teachers in Indonesia complaining about their income, no more teachers being victimized by schools or foundations for those who have already been certified. Therefore, the teacher certification policy can make PAI teachers further increase their professionalism and SinagaPendidikan Agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia. Adapun yang menjadi dasar dari Pendidikan Agama Islam adalah Al-Qur’an dan Pendidikan Agama Islam yaitu membina manusia beragama yang berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap dan tindakan dalam seluruh kehidupannya. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah, banyak sekali muncul problematika-problematika. Berbagai problematika yang muncul, bisa berkenaan dengan masalah yang bersifat internal, maupun eksternal. Di antara solusi yang ditawarkan untuk mengatasi problematika pendidikan agama Islam di sekolah adalah melalui pendekatan parsial, mengoptimalkan peranan ranah afektif dan menciptakan iklim religius di lingkungan pendidikanFirman MansirThis study aims to explain some material descriptions of fiqh siyasah covering four things, namely an explanation of the theory of fiqh siyasah in madrasas and schools, factors of fiqh siyasah, the urgency of fiqh siyasah in madrasas and schools and implementation of fiqh siyasah in madras and schools. Therefore, this study explores the theory of fiqh siyasah in madras and schools. The author describes the concept of fiqh siyasah in science, which discusses matters for the affairs of the State. The people of various forms of regulations, laws, and policies. That have been made by leaders who agree with or are in line with the basic teachings of the Sharia in order to realize the benefit of the people. In its implementation, the concept of fiqh can be seen in madrasas so that a comprehensive level of inculcating these fiqh values can be achieved. Therefore, this is very important to be taught to average students. If at the previous school level, students were only required to be able to understand the existing doctrines in fiqh. According to one or more schools, then in this madrasas an understanding of a difference of opinion or view in the prediction of fiqh learning is given. In addition, students must also be able to implement the science of fiqh. In everyday life so that, this becomes a form so that the goals of Islamic education are MansirThe changes in curriculum and everything in between such as development of Islamic education, science, development innovation, change and others are inevitability which generate new challenges in the field. Facing this reality, all element of society expects that the role of Islamic religious education which indeed has taught moral and spiritual value. Therefore the urgency of Islamic religious education in providing teachings or guidelines for social activities becomes a very urgent need. In line with the statement, we need an educators who have creativity and innovation to be able to develop learning well and professionally. No matter how good the curriculum design is, if the delivery is not good, an effective learning will certainly not work. Scientific based learning implementation in Islamic education must be conducted to face dynamic things in educational world including the digital industry development Religious and socio-cultural education is inseparable in peoples lives. Educational cultural proximity to religion and socio-cultural development become two interrelated and mutually needy sides in solving social problems of society. This research shows that there is a relationship between religious and cultural education that is interrelated, giving birth to changes and responding to the rapid development of the times, thus ushering in a reality of religious life that is full of educational values without losing the local culture. The success of a nation can be seen and measured by the younger generation of its nation in the present and the future. Regarding religious education with culture, it is hoped that there will be the best results from a new generation and have potential with good quality, who can develop the knowledge they have and apply it well in the fabric of education, society, and culture. Thus, religious and socio-cultural education provides answers to various problems in the social development of budaya to religion in the context of educational institutions, be it in schools or madrasas. Pendidikan Agama Islam dan sosial budaya tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat. Pendekatan kultural edukatif terhadap agama dan perkembangan sosial budaya menjadi dua sisi yang saling terkait dan saling membutuhkan dalam memecahkan persoalan sosial masyarakat. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan Agama Islam dan budaya yang saling berkaitan, dengan melahirkan perubahan serta merespon berkembangnya zaman yang semakin pesat, sehingga mengantarkan pada sebuah kenyataan kehidupan beragama yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan tanpa menghilangkan budaya setempat. Berhasilnya suatu bangsa dapat dilihat serta diukur dari generasi muda bangsanya pada masa kini serta pada masa yang akan datang. Dalam hubungannya Pendidikan Agama Islam dengan budaya, sangat diharapkan adanya hasil terbaik dari generasi yang baru dan memiliki potensi dengan kualitas yang baik, yang mampu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan mengaplikasikannya dengan baik dalam jalinan pendidikan, sosial dan budaya. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam dan sosial budaya memberi jawaban dari berbagai permasalahan dalam perkembangan sosial budaya terhadap agama dalam konteks lembaga pendidikan, baik itu di sekolah maupun madrasah. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Nomor 3 Bulan Agustus Islamic Education and Socio-Cultural Development in Educational Institutions Firman Mansir Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Pos-el firmanmansir DOI Abstract Religious and socio-cultural education is inseparable in peoples lives. Educational cultural proximity to religion and socio-cultural development become two interrelated and mutually needy sides in solving social problems of society. This research shows that there is a relationship between religious and cultural education that is interrelated, giving birth to changes and responding to the rapid development of the times, thus ushering in a reality of religious life that is full of educational values without losing the local culture. The success of a nation can be seen and measured by the younger generation of its nation in the present and the future. Regarding religious education with culture, it is hoped that there will be the best results from a new generation and have potential with good quality, who can develop the knowledge they have and apply it well in the fabric of education, society, and culture. Thus, religious and socio-cultural education provides answers to various problems in the social development of budaya to religion in the context of educational institutions, be it in schools or madrasas. Keywords Education, religion, socio-cultural Abstrak Pendidikan Agama Islam dan sosial budaya tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan masyarakat. Pendekatan kultural edukatif terhadap agama dan perkembangan sosial budaya menjadi dua sisi yang saling terkait dan saling membutuhkan dalam memecahkan persoalan sosial masyarakat. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendidikan Agama Islam dan budaya yang saling berkaitan, dengan melahirkan perubahan serta merespon berkembangnya zaman yang semakin pesat, sehingga mengantarkan pada sebuah kenyataan kehidupan beragama yang sarat dengan nilai-nilai pendidikan tanpa menghilangkan budaya setempat. Berhasilnya suatu bangsa dapat dilihat serta diukur dari generasi muda bangsanya pada masa kini serta pada masa yang akan datang. Dalam hubungannya Pendidikan Agama Islam dengan budaya, sangat diharapkan adanya hasil terbaik dari generasi yang baru dan memiliki potensi dengan kualitas yang baik, yang mampu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki dan mengaplikasikannya dengan baik dalam jalinan pendidikan, sosial dan budaya. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam dan sosial budaya memberi jawaban dari berbagai permasalahan dalam perkembangan sosial budaya terhadap agama dalam konteks lembaga pendidikan, baik itu di sekolah maupun madrasah. Kata Kunci Agama, Pendidikan, Sosial Budaya Introduction In the development of education, more time is rolling and the changing times increasingly have serious challenges Turaev, 2020, constitutional goals and expectations increasingly have complex problems, as long as these challenges start from actual life on a global, national, and local basis. Globalizations demands for education are increasingly massive, accelerative, and excessive. Education is part of life absolutely and rationally because everything that is done by man is part of the results of his education, therefore a straight and decent education is a right for every human being, human beings have their perspectives in responding to it, and one of which is in the perspective of religion and culture. So this is where the role of education is needed in achieving life values that have a moral instinct that is relevant in contemporary times. Therefore, for the modernization of education, it is very important to strive at this time to achieve an education that upholds social and cultural attitudes Zamani-Farahani & Musa, 2012. However, it is undeniable that the education of this modern era is very inversely proportional to the previous education which has the quality of instilling life values that are by society and culture Ugwu & de Kok, 2015. Islamic religious Volume 8 Nomor 3 Bulan Agustus Tahun 2022 education is an educational science that hopes to produce a good and useful generation and can always maintain the characteristics and identity of a country. The process of a good Islamic Religious Education is a process that has no limits for each individual as well as on the ritual side, but this educational activity can provide proof that the individual can understand each of the teachings they have previously studied. Education not only gives birth to intelligence but must also be balanced with moral attitudes based on good character values. Religion is something that cannot be separated from the constitutional ideals of the nation and Religion is also the one that has the greatest role in maintaining the value of life in this nation. Religious education plays an active role in maintaining the value of existing life through religious leaders, of course, in conveying their education, do not forget to adjust to the existing culture Anggadwita et al., 2017. Because culture is the essence and way of life of a nation that must be maintained by every citizen, therefore, with the existence of education that upholds religion and culture, the value of the life of this nation is maintained from the influence of globalization and the development of the times. Islam is the largest religion of its adherents in Indonesia so Islam cannot be separated from its contribution to making people in Indonesia maintain its character, Islam has now collaborated with culture in Indonesia but with certain provisions that do not exceed the legal limits that are prohibited, even Pancasila which has been a guide for the life of the Indonesian people in it shows the spirit of life in Islam so that with this Islam and Indonesia are a unity that cannot be separated. Religious Education which has a relationship with the field of culture will provide an influence for each person, with the existence of socio-cultural developments, where this development is born from various factors so that it can produce a new culture which then makes a habit of each person which then by the community is made into a culture and ultimately becomes a habit so that all individuals apply it in everyday life Nurmiyanti, 2018. Since man is the center of education, man must make education a tool of liberation to deliver man into a dignified being. An educational cultural approach will have an influence later on religious people, especially those in Islam. Where the opinion of the religious leaders themselves has stated that carrying out prevention is sought by providing care for Muslims. This is so that his attitude and behavior do not go outside the boundaries of Islamic values, all of which will be faced by Muslims, because of the socio-cultural changes that are increasingly developing in peoples lives Yasmin & Sohail, 2018. Therefore, with the existence of an educational cultural approach, it is hoped that there will be an awareness and understanding of how we can consolidate and sort out every positive side contained in a culture that has a strong influence on the religion and socio-culture of each nations children Zulaikhah, 2019. With the existence of Islamic religious education, it is hoped that it will be able to deliver every human being related to God Hablum mina Allah. Humans are part of social beings, where the relationship between individuals and other individuals who are also social beings is inseparable from the interweaving of social relations with other societies Hablun Min Al-Nas. Leni Nurmiyantis research explained that the relationship between Islamic Education can actually create a change and progress for the nation. This is due to Islamic Education as the main foundation for creating a quality generation so that the basis of education is in line with the goals to be achieved. In addition, religion as a basis of reference is an important pillar in realizing various changes without denying the cultural values that develop in society Nurmiyanti L, 2018. So of course, every individual as a social being has good knowledge and quality in understanding every religious teaching. Because religion is teaching that teaches a rule that is related to good and true the relationship that is established between each individual can lead to a transcendental relationship Yunus, 2020. The purpose of holding an educational cultural approach is as a forum and means to preserve culture and develop its Mansir, 2021. However, self-intended culture can influence religion and socio-culture. Because education has always been associated with culture and civilization, therefore, cultural development activity cant occur without education and social activities of the community. Nomor 3 Bulan Agustus Method This study uses qualitative methods. At the stage of collecting data through the literature method. This is done by collecting scientific papers, journals, and books that discuss the problems studied in this study. This research is also in the process of digging, finding, reading, explaining, and conveying implicitly or explicitly the literature from the researchers data. In using this method, the author tries his best to collect various kinds of data from journals and also reference books that discuss the themes studied and developed. In this method, research is also carried out by collecting various types of reference sources that discuss the themes discussed with a focus on educational cultural approaches to religious education and socio-cultural development, to solve the research problem. Result and discussion Indonesia has had an indigenous culture since the past brought by ancestors who were finally born in this archipelago. A long time ago many thoughts from the ancestors were used as a way of life to support their own. Indonesia has a culture that has entered the era of Globalization, in this era of Globalization, Indonesian culture is purely from the time of the ancestors, with the transition of time and times will be wiped out and eroded by itself even to the phase of being recognized by other countries Qolbi & Hamami, 2021. The purity of Indonesian culture must continue to be maintained by all elements of society because the culture that comes from the ancestors is a source of education and social life, this can be interpreted as intelligence possessed by the community that prioritizes morals, culture customs, and traditions every one that belongs to a certain region and lives in, has a close relationship with history, art, and religion. An example of this phenomenon is that official and unofficial education has cultural aspects from ancestors since time immemorial, this includes education that can be felt safely, comfortably, and serenely without outside influences by upholding a sense of brotherhood, this proves that these behaviors have been attached to society for a long time and of course society always prioritizes ethics and ethics based on social and cultural. Islam and culture are inseparable whole. The field of Islamic science and culture can be viewed differently, but this does not apply to Islamic views themselves where the two are related and cannot be separated Arif, 2012. Man is the servant of God whom he enshrines in the realm of this world as a caliph on earth. Where man has been born and grew up in the realm of the world so he is also called a creature of the world. As a being who is born in the world, there will certainly be a relationship that will always be related to the world from various aspects, problems, as well as challenges that exist, by utilizing elements of cultivation and power as well as using all its qualities that are creation, taste, and also karma. Where this has all given an idea that the relationship between man and the world is not always shown with a passive attitude, resigned, also equating to conform to the rules of the surrounding environment. Education is intended as preparing the nations children to face the future and make this nation dignified among the other nations of the world Zafi, 2018. But it must be given a manifestation through a playful attitude, also always using the environment for the benefit of living in that time or even in the future, so that from these active relationships a culture is born. In the intention of providing a guide for cultured life, a rule or norm arises that is used as a rule or limitation that must be obeyed by the whole society. Where the norm also contains religious teaching. Until finally religion is a part that seems inseparable from social and cultural life. In other interpretations, religion is a fitrah. Society is now undergoing a so-called social transformation as a result of the currents of modernization. What is the interrelated relationship between religion and culture that appears in the neglect that is the tradition of religious activity Suharto, 2017. There are various kinds of symbols and statements from a culture. For example, such as language, movements, signs, music or activities carried out repeatedly sera can also take the form of architectural works and crafts used by humans as an expression of an experience of activities within their religious sphere. Religion and Culture Many elements view and give statements that this religion is part of a culture, but not a few people give statements that culture is also a result of religious elements Nurmiyanti, 2018. So this is a problem for ourselves where it is difficult to put it in our life situation. Culture is inseparable from a principle as outlined by well ad-din, namely humanity because this is a human essence itself. Man is a social being whose life will Volume 8 Nomor 3 Bulan Agustus Tahun 2022 always require others and it is not possible to live alone and that has been going on since man was born. Humans are also cultural beings where are individuals who have an idea as well as a work in their life to realize it in an Action or with work in the form of an object. With its development, man as a socio-cultural person has an advantage over man and the rest of Gods creation. Where here an individual can build a life in his daily life for the better. The notion of socio-culture itself is a variety of problems with the relationship between other individuals in the social life Nur, 2018. Then every one of these problems will always occur and will always develop in the life of a social human being, both in small and large groups. In cultural-educational tavern itself has influenced influences that have a relationship with religion as well as socio-culture. Because educational cultural activities have discussed cultural integrity, its characteristics are after trying to highlight its discussion about the realization of the characteristics of a form of cultivation owned by the nation and is very much in the spotlight of the public to foreign countries. Educational cultural activities themselves are an activity to introduce and promote a work of Indonesian cultural beauty which has also involved so many earth communities to try to establish relationships with several agencies. Educational culture is an activity where this activity aims to provide an introduction to the existing culture or even museums and other collections to every existing visitor with an educational introduction method. In an educational cultural approach, educators must have a strategy where the strategy is the right alternative to face Febrianto, 2022. Strategy is a plan or tactic that will be used, while learning strategies can be interpreted as concrete actions for teachers in teaching, it can also be referred to as what way to choose in carrying out learning for students to achieve the desired results Mansir, 2021. In essence, human beings will always be related to an activity of the learning process and also education which is useful as an effort to realize something related to his expertise, and Juda can be maximized on his potential which is reflected in the consciousness of each individual. A learning process that discusses culture makes it possible for humans to be able to understand it until in the end, the person can provide a plan and process it into everything that has benefits for himself. Where the role of Islam is not only as a religion but also as a manifestation of the traditions and culture of the community. Nevertheless, local culture is maintained its existence without reducing the values contained in its field. The age that is developing with increasing rapidity and progress has led us all to various points of the problem contained in the world of life-related to social society. Culture is the result of human creation that gives birth to the living order of a group or a nation. This change makes all the problems related to socio-cultural ethics make it even more complex until finally we are required to deal with them prudently Afista et al., 2021. The development of the times led to modernization but did not forget its culture as we feel today there are positive results as well as negative because of its development that occurs in the world. Modernization also occurs inseparable from science from various elements and becomes an organized method. because in the state of development, science has also become a stimulus from the emergence of various kinds of symptoms in the development of an increasingly advanced world Purwanto & Rahmah, 2021. the occurrence of this modernization is balanced with various kinds of competencies from HR human resources who still maintain a friendly attitude, are critically motivated, having a fair attitude, which is to maintain and attach importance to the well-being of each individual. A good education for each individual will be felt by the community and the surrounding environment. Get to Know the Character of Culture in Education In building character, it is indeed very important in overcoming and solving the problems above, through local culture because local culture has a great influence on the formation of national character by making local culture a reference to its values that are needed in building the nations character as for the means or methods as follows first psychologically. The development of the nations character is a need for human rights in the process of nationhood because only a nation that has a strong personality and identity that wants to appear for future life. Second ideologically. The development of the character is a form of understanding the life of Pancasila in the life of the nation and state normatively, The development of the nations personality is a form of yoga and gah achieving the goal of the country. Third historically. The development of the character of the nation is one of the Nomor 3 Bulan Agustus core dynamics of the process of nationality that is intertwined without henti in the period of history, both in the Era of Conservation and in the time of Independence. Fourth socioculturally. The development of the nations personality is one of the imperatives of a multicultural nation So for the application of the methods above, it is necessary to have professional educators in teaching and guide the community in achieving the creation of a character that suits the personality of the nation. This nation has a strong foundation in terms of life values, not only that, there are still many people who still have life norms that are by the foundation of this nation, namely Pancasila Mansir & Kian, 2021. But it cannot be discarded the fact that the norms that have been maintained have begun to be eroded by the development of the times and the most affected are the next generations of the nation, this fact proves that the lack of maintenance in Indonesia for the culture attached to the community. So far all think that repairing something must first look like this damage is what causes why the character of this nation has become very vulnerable and easily eroded by the development of the times therefore, maintenance is very important to do to maintain the pure character of the nation that must not be separated from society. Educational and Cultural Relations Cultural education is a step in developing all the abilities of each individual who can appreciate the diversity of cultures, ethnicities, tribes, and religions. This education puts pressure on the meaning of its philosophy in the form of cultural pluralism in an educational system based on the principle of equality Mansir, 2021. Islam recognizes the influence of heredity and the natural environment, both the environment and the social environment in the formation of the human personality. Cultural education itself has included a wide variety of objectivity that deviate from a culture. Then the purpose of Islamic education itself is not just a person who thinks with his knowledge and meters of learning, but still with his essence to try to cleanse his soul by having akhlakul Karimah and being able to condition himself to be able to live a better life. From here we need cultural education as a reference in providing teachings so that we can and can create a younger and more permanent culture by bringing a good attitude of tolerance to other cultures. Because cultural education will be one way to overcome everything related to culture in developing human resources who have a strong personality and are also tolerant. Because its relationship with culture is very supportive in the process of learning activities. The relationship between education and culture or culture is the solution of a real culture that has a lot of variety as a step to developing the quality of its cultural, ethnic, and religious diversity Mansir, 2021. The position of cultural education in Indonesia is very important, considering that the culture in Indonesia itself is very many and diverse so this can be refuted by anyone so that it can become a cultural problem that will exist in the future Mansir, 2021. Therefore, the existence of educational culture can prevent and reduce problems regarding culture with culturally sound education efforts, we can always establish good relationships with each other, as well as be able to understand each other and produce a character that is open to the differences that exist with the teachings and various principles of the educational culture itself. Religious culture is a symbol that represents religious values. With the existence of culture, we can recognize all the differences and degrees of each individual with an awareness that grows in the personal soul of the individual himself. If an individual is accustomed to a good, there will be a sense of liking for doing good which will later build a positive side in the individual, and of course, all of that must be given a foundation in the form of freedom, and knowledge, awareness, and love. The source of these four things will later arise a positive character that will be awakened in the self. The explanation of the four things that have been mentioned above that can be a means of maintaining and building the character of the nation with a religious and socio-cultural approach, namely First, is the maintenance of the individual psychologically, talking about man the first word that comes to mind is complicated, how not, man is one of the creatures who have the most problems in his life so before doing the maintenance of man it would be good to first formulate a view of man that can be formulated through the Quran and Sunnah so that in maintaining and building the character of human rights possessed man becomes a human right who fights for the truth because the Quran and sunnah are manifestations of truth itself. Secondly, the maintenance of individuals ideologically, if the Quran and Sunnah are used as a form of truth then Pancasila is a manifestation of the embodiment of Islam in it, Pancasila was and until now is a national ideology that should not be shifted by any party, then, therefore, every society must understand very well how Volume 8 Nomor 3 Bulan Agustus Tahun 2022 important it is to maintain Pancasila in itself which is used as the basis of reason in life and action if the community is willing and able to make Pancasila as the foundation of its state life, then unconsciously the character of the community will be maintained, even Pancasila is the spirit of the embodiment of Islam that best reflects is the first precept, namely To the one true God so that the maintenance of the individual through ideology cannot be doubted about its validity. Third, the maintenance of the individual historically, in this case, history occupies the position of how history exists to be studied not only in memory and then forgotten, although history is considered ancient history can be studied in its state in shaping human character, as well as how in the past the Indonesian nation could stand from various colonizations ranging from Portuguese to Japanese, and the Dutch, who had countless years until independence, the ancestors of this nation, could survive because of their love for this nation so that the Indonesian nation could be sovereign, free, and prosperous. Fourth, Maintenance for individuals socioculturally, when viewed in terms of race, ethnicity, ethnicity, social, culture, and religion, it can be said that Indonesia is a large and diverse nation, because of the many different cultures so that Indonesia can also be called a Multicultural nation Mansir & Wadham, 2021, with the existence of many different cultures this requires deep socio-cultural education, namely through Educational and Civic Learning PPKn so that things like this can be called a multicultural nation, with many different cultures this is needed in-depth so that through Educational and Civic Learning PPKn so that things like this can be called a multicultural nation, with many different cultures this requires deep socio-cultural education, namely through Educational and Civic Learning PPKn so that things like this can be called a multicultural nation, this can be used as a preparation in shaping the character of the nation in accordance with constitutional ideals by upholding an honor of every Culture and Religion Mansir, Thus, some things are indeed irreparable but the effort is a key to achieving peace of mind, as the successor of the nation must be restless and worried is a familiar thing in continuing the struggle and continuing the noble constitutional ideals by the mandate of the ancestors of the nation, although the shift in life values continues to occur there is one definite ideal, is to make this nation sovereign and independent in its land. The role of culture is included in an ideology that is always related to social life Mansir, 2021, as well as the economy and also business, politics, and several other kinds of activities that are included in the community activities concerned. Because there will be a problem that we do not know will feel at what time in educational culture it is taught that we must always maintain ideology as a characteristic and must be ready to always fight for it. as for what is one of the ways to keep fighting for it is only with an educational cultural activity. The more complex the community will encourage the more complex the socio-cultural problems that arise in society. Islamic education aims to instill character of positive values in students through various formal and non-formal learning activities Mansir & Syarnubi, 2021. The existence of educational culture is also expected so that there will be a growing sense of learning and daring to judge a cultural heritage, there is also a sense of always wanting to respect sesame and have a strong desire to learn it, and have gratitude for all kinds of cultures that this country has while always respecting it and always maintaining it Mansir, 2021. So that all people and future generations can still enjoy the wealth of their mothers in Indonesia. In another explanation, cultural education means that it is an element that develops the field of curriculum and educational activities in various views, there are also various kinds of objectives for holding educational culture, namely To use it in knowing the role of educational institutions in terms of views with students who are diverse in their traits and ethnicity. To assist students in terms of developing good actions in terms of cultural differences, races, ethnicities, groups, and also religions. To provide a defense to students by teaching them decision-making and their socio-cultural skills. To assist students in forming cultural relationships and provide a positive picture for them of group differences. Conclusions Religious and socio-cultural education is an important part of a good and effective approach to an educational culture. The process of transferring cultural values through an educational process in this context is religious education. Where in this modern period the activities of the educational process are based on educational programs that have been based on formal educational plans, with two important factors that are the main ones, Nomor 3 Bulan Agustus namely developing the potential of each individual and also passing on the cultural values contained in it. In the point of view of each person who is of the view that education is a place of profit to develop individual abilities, while according to the social view education is a form of cultural inheritance. From this angle, we have seen that education has two goals, namely improving and preserving culture. By using critical theory we can understand all the real changes in the social field in this modern era, where with this terror we can strive to be able to overcome all kinds of social problems. With the presence of this critical theory, it provides a great opportunity for us able to learn to produce and communicate culture about the meaning of several different things with the right results and also derived from the right view or perspective. References Afista, Y., Hawari, R., & Sumbulah, U. 2021. Pendidikan multikultural dalam Transformasi Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia. Evaluasi Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 51, 128–147. Anggadwita, G., Luturlean, B. S., Ramadani, V., & Ratten, V. 2017. Socio-cultural environments and emerging economy entrepreneurship Women entrepreneurs in Indonesia. Journal of Entrepreneurship in Emerging Economies. Arif, M. 2012. Pendidikan Agama Islam Inklusifmultikultural. Jurnal Pendidikan Islam, 11, 1–18. Febrianto, M. V. 2022. Kontestasi Spiritualitas Sebagai Pendekatan Baru Kepemimpinan Pesantren. Ideas Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Budaya, 82, 699–704. Mansir, F. The Response of Islamic Education to the Advancement of Science in The Covid-19 Pandemic Era in The Islamic Boarding Schools. Auladuna Jurnal Pendidikan Dasar Islam, 81, 20–27. Mansir, F. 2021. Aktualisasi Pendidikan Agama dan Sains dalam Character Building Peserta Didik di Sekolah dan Madrasah. J-PAI Jurnal Pendidikan Agama Islam, 72. Mansir, F. 2021. Analisis Model-Model Pembelajaran Fikih yang Aktual dalam Merespons Isu Sosial di Sekolah dan Madrasah. Tadibuna Jurnal Pendidikan Islam, 101, 88–99. Mansir, F. 2021. Interconnection of Religious Education and Modern Science in Islamic Religious Learning. Edukasi Jurnal Pendidikan Islam e-Journal, 92, 229–237. Mansir, F. 2021. The Urgency of Children Education in Preventing Mass Ignorance in Indonesia. Jurnal Kependidikan Jurnal Hasil Penelitian Dan Kajian Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan Pembelajaran, 74, 810–821. Mansir, F. 2021. The Urgency of Fiqh Education and Family Role in The Middle of Covid-19 Pandemic For Students In School and Madrasah. Kamaya Jurnal Ilmu Agama, 41, 1–10. Mansir, F. 2021. The Leadership of Parent and Teacher in 21st Century Education. International Conference on Sustainable Innovation Track Humanities Education and Social Sciences ICSIHESS 2021, 110–115. Mansir, F., & Kian, L. 2021. Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama Islam dalam Konteks Kehidupan Beragama. Kamaya Jurnal Ilmu Agama, 43, 250–263. Mansir, F., & Syarnubi, S. 2021. Guidance And Counseling The Integration of Religion And Science In 21st Century For Character Building. At-Tarbiyat Jurnal Pendidikan Islam, 42. Mansir, F., & Wadham, B. 2021. Paradigm of HAR Tilaar Thinking About Multicultural Education in Islamic Pedagogy and Its Implication in the Era Pandemic Covid-19. Cendekia Jurnal Kependidikan Dan Kemasyarakatan, 192. Nur, I. 2018. Eksistensi Lembaga Pendidikan Islam dalam Meretas Potensi Konflik Sosial Budaya. Al-Riwayah Jurnal Kependidikan, 101, 219–242. Nurmiyanti, L. 2018. Pendidikan Agama Islam Sebagai Pondasi Sosial Budaya dalam Kemajemukan. Istighna Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam, 12, 62–85. Purwanto, M. R., & Rahmah, P. J. 2021. A Study on Nglanggeran Kampung Pitu Sociologically and Anthropologically Perspectives. Ideas Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Budaya, 74, 45–50. Qolbi, S. K., & Hamami, T. 2021. Impelementasi Asas-asas Pengembangan Kurikulum terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan, 34, 1120–1132. Suharto, T. 2017. Indonesianisasi Islam Penguatan Islam Moderat dalam Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia. Al-Tahrir Jurnal Pemikiran Islam, 171, 155–178. Turaev, A. S. 2020. The Ideology of Neo-Conservatism The Role of Socio-Cultural Factors. ПЕДАГОГИКА. Volume 8 Nomor 3 Bulan Agustus Tahun 2022 ПРОБЛЕМЫ, ПЕРСПЕКТИВЫ, ИННОВАЦИИ, 29–31. Ugwu, N. U., & de Kok, B. 2015. Socio-cultural factors, gender roles and religious ideologies contributing to Caesarian-section refusal in Nigeria. Reproductive Health, 121, 1–13. Yasmin, M., & Sohail, A. 2018. Socio-cultural barriers in promoting learner autonomy in Pakistani universities English teachers beliefs. Cogent Education, 51, 1501888. Yunus, Y. 2020. Sosial-Budaya Harmonisasi Agama dan Budaya dalam Pendidikan Toleransi. Kalam Jurnal Agama dan Sosial Humaniora, 82, 1–26. Zafi, A. A. 2018. Transformasi Budaya Melalui Lembaga Pendidikan Pembudayaan dalam Pembentukan Karakter. Al Ghazali, 11, 1–16. Zamani-Farahani, H., & Musa, G. 2012. The Relationship Between Islamic Religiosity and Residents Perceptions Of Socio-Cultural Impacts of Tourism In Iran Case Studies of Sarein and Masooleh. Tourism Management, 334, 802–814. Zulaikhah, S. 2019. Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Pendidikan Agama Islam Dsi SMPN 3 Bandar Lampung. Al-Tadzkiyyah Jurnal Pendidikan Islam, 101, 83–93. ... Along as the study, the integration of Islamic values in learnig teaching module were clearly delivered, relevant, and enhanced students knowledge in chemistry and religion Dermawan dalam Mohameda & Sania, 2017. Therefore, the goal of Islamic education is to prepare students to think with their hearts as well as their minds, to try to purify their souls via akhlakul karimah, and to condition themselves to be able to live better lives Mansir, 2022. Therefore, there is a need to develop another variative and functional teaching sources which apply Allah SWT verses from Quran and Haditsh to reach main competence in chemistry learning. ...Mhd Burhan AnggaraEffi Nurma HusnithaThe chemistry module which integrated with Islamic values has already developed in thermochemistry and reaction rate. The aim of this research is to find the availability of Islamic values in student’s handbook, the proper of chemistry module design based on BSNP criteria, and the response to chemistry module which integrated with Islamic values to teacher and university student. This research used the method of research and development. It consists of 3 steps which were analysis, design, and development. The instruments were checklist, questionaire based on BSNP criteria, and response questionnaire. The result shown the lack of Islamic value in student’s handbook, chemistry module design was proper to used because it got the BSNP’s criteria. The teacher and university student’s response are good and need no MansirThis study discussed that Islamic boarding schools as educational institutions responded to Covid 19 pandemic era through their educational system. This study aimed to examine how Islamic educational institutions responded to the advancement of science in the current Covid-19 era. The method used was the library research method with a qualitative approach by excavating, discovering, reading, explaining, and conveying implicitly or explicitly to literature from the data. The source data came from articles, journals, and books related to Islamic education, Islamic boarding schools, and the response of Islamic education to the Covid-19 pandemic. In analyzing the data, the researcher used data descriptive and content analyses. The findings indicated that Islamic boarding schools applied online learning during the Covid-19 Pandemic era. Therefore, Islamic boarding schools responded by using science technology in the learning process by developing lesson plans based on the current ini membahas pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan yang merespon pandemi Covid-19 melalui sistem pendidikannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana lembaga pendidikan Islam menyikapi kemajuan ilmu pengetahuan di era Covid-19 saat ini. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan dengan pendekatan kualitatif dengan menggali, menemukan, membaca, menjelaskan, dan menyampaikan secara implisit atau eksplisit ke literatur dari data. Sumber data berasal dari artikel, jurnal, dan buku terkait pendidikan Islam, pesantren, dan respon pendidikan Islam terhadap pandemi Covid-19. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan deskriptif data dan analisis isi. Temuan menunjukkan bahwa pesantren menerapkan pembelajaran online selama era Pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pondok pesantren meresponnya dengan menggunakan iptek dalam proses pembelajarannya dengan mengembangkan RPP berdasarkan situasi saat Mansir Ben WadhamThis research investigates the importance of pedagogical-based multicultural education in social life, particularly in Islam. A multicultural study is not a new thing, but it has limited implementation. Based on the theory of Tilaar about multicultural education, it has inherently existed since this Indonesian nation existed. The state philosophy of the Republic of Indonesia is unity in diversity Bhinneka Tunggal Ika, cooperation helping each other, and respect one another. It can be seen from the chronological portrait of this nation that there are various foreign tribes and continues to acculturate with the indigenous people. Multicultural education gives hope in dealing with various turmoil which happened recently. This study employed qualitative research. The analysis method and the source were taken from the literature study. Thus, the research sources were taken from literature by using a qualitative approach. Hence, the researcher explored the number of data, both primary and secondary data. They used concrete steps, such as reading and examining the primary data in-depth, such as research results, journals, thesis, or dissertations related to multicultural and Islamic education. Consequently, multicultural education is a necessity in educational institutions. Penelitian ini mengkaji pentingnya pendidikan multikultural yang berbasis pada pedagogik dalam kehidupan sosial khususnya dalam Islam. Kajian multikultural bukan sesuatu yang baru, namun implementasinya dapat dihitung waktunya. Dalam pemikiran Tilaar tentang pendidikan multikultural secara inhern sudah ada sejak bangsa Indonesia ini ada. Falsafah bangsa Indonesia adalah bhineka tunggal ika, suka gotong royong, membantu, dan menghargai antar satu dengan yang lainnya. Betapa dapat dilihat dalam potret kronologis bangsa ini yang sarat dengan masuknya berbagai suku bangsa asing dan terus berakulturasi dengan masyarakat pribumi. pendidikan multikultural memberikan secercah harapan dalam mengatasi berbagai gejolak masyarakat yang terjadi akhir-akhir ini. Pendidikan multikultural adalah pendidikan yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai, keyakinan, heterogenitas, pluralitas dan keragaman, apapun aspeknya dalam masyarakat. Dengan demikian, pendidikan multikultural yang tidak menjadikan semua manusia sebagai manusia yang bermodel sama, berkepribadian sama, berintelektual sama, atau bahkan berkepercayaan yang sama pula. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dimana cara menganalisis dan mengambil sumber melalui studi pustaka. Dalam artian yaitu penelitian yang bersumber dari bahan-bahan kepustakaan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Oleh karena itu, yang dilakukan adalah eksplorasi terhadap sejumlah data baik itu data primer maupun data sekunder dengan langkah konkret sebagai berikut membaca serta menelaah secara mendalam data primer seperti buku yang merupakan hasil penelitian, Jurnal, tesis maupun disertasi yang terkait dengan pendidikan multikultural dan pendidikan Islam. Karena itu, pendidikan multikultural merupakan suatu keniscayaan dalam lembaga MansirLia KianThis study explains the position of Pancasila Education and Islamic Religious Education in the context of religious life. There are several forms of the dynamics of religious life such as conflicts that usually occur in students, especially in various Indonesian educational institutions. Conflicts that often occur in schools are disputes between students, power struggles, small problems that are often brought up and teenage love problems. This phase students have begun to recognize feelings of love between the opposite sex. The results show that the position of Pancasila education and Islamic Religious Education is very strategic and occupies. The forefront because they are the mainstream in counteracting negative things for religious life. So, they play an active role in overcoming various violence and conflicts that occur in educational institutions. Thus, Pancasila education and Islamic Education make efforts to guide future generations of future candidates so that they can have a good personality and are certainly. In accordance with the norms of set by Islam itself through a strong religious understanding so that there are no conflicts between MansirThis research was conducted to analyse what methods are effective in analysing the Role of Religion and Science Education in Forming Student Character Building. Basically, learning is influenced by the determination of the selection of the method used. Islamic religious education and science are different lessons so that as educators need to channel their creativity in delivering material. In this research, the writer used literature review method. So that the results of the study refer to methods that are effectively used. In the analysis of the role of religion and science education in shaping the character building of students. The result of this research is an effective method that can be used by educators in the role of religious education and science. In the formation of character building is the mix method, namely the problem-solving method, the inquiry method and the Discovery Mansirp class="15bIsiAbstractBInggris"> This study describes the learning of fikih in schools in various models, methods or strategies, and approaches that have a significant role in achieving the goals of learning efforts and responding to various problems in society. Therefore, the method becomes a way and a tool guide in order to achieve learning with a goal that can produce various materials and concepts of fikih that can be arranged in the Islamic religious education curriculum. With the existence of inappropriate fikih learning models, approaches and strategies will be an obstacle to the smooth running of learning at this stage of the process. Thus, an educator needs to have skills in choosing the right model, strategy and approach according to the characteristics of subjects and students. These models, strategies, and approaches will only get optimal results if they can be used to achieve the stated goals. To achieve various learning objectives, one thing that needs to be considered and applied is to consistently use models, strategies and learning approaches that are in accordance with the conditions in schools and madrasa. This research is in the form of literature study, namely research with the source of material from the library. So that, what is, done in making this research is exploration of some data. Abstrak Penelitian ini menjelaskan tentang pembelajaran fikih di sekolah dalam berbagai model, metode atau strategi, dan pendekatan yang memiliki andil signifikan dalam tujuan tercapai upaya pembelajaran serta merespons berbagai persoalan di masyarakat. Karena itu metode menjadi jalan dan petunjuk alat agar mencapai pembelajaran dengan tujuan yang dapat menghasilkan berbagai bahan dan konsep fikih yang dapat diatur pada kurikulum Pendidikan agama Islam. Dengan adanya model, pendekatan dan strategi pembelajaran fikih yang tidak sesuai akan menjadi penghambat kelancaran pembelajaran pada tahap prosesnya. Dengan demikian, seorang pendidik perlu memiliki keterampilan dalam memilih model, strategi dan pendekatan yang tepat sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan peserta didik. Model, strategi, dan pendekatan ini hanya akan mendapatkan hasil yang optimal jika dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk meraih berbagai tujuan pembelajaran, maka salah satu yang perlu diperhatikan dan diterapkan adalah dengan konsisten memakai model, strategi dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di sekolah dan madrasah. Penelitian ini berupa studi kepustakaan, yaitu penelitian dengan sumber bahan dari perpustakaan. Sehingga yang dilakukan dalam pembuatan penelitian ini yaitu eksplorasi terhadap beberapa data.

pendekatan kultural edukatif terhadap agama dan perkembangan sosial budaya