Kaliini gue mau cerita tentang pengalaman baru gue sebagai volunteer Java Jazz Festival 2016 Fyi, dari awal gue ikutin Java Java dari tahun 2011 sampai sekarang, gue kepengen bgt yang namanya jadi volunteer acara ini. Entah kenapa kalo ngeliat anak-anak volunteer, jadi kebawa pengen juga Proses Jadi Volunteer
VolunteerHealth Protocols Health Protocols Follow Us . Rising Through A Music Event The Jakarta International Java Jazz Festival will be back in 2022 to bring hope and inspiration for the industry and everyone involved within. Music will uplift the spirit of its lovers. Let's survive together, be mindful, and start the wheels rolling again.
SimprugGallery Blok A1 Jl. Teuku Nyak Arief No.10 Jakarta Selatan 12220 Indonesia +62 21 727 836 01/02 Ext. 193/195
Salahsatunya yang paling banyak peminatnya adalah volunteer Java Jazz. Tahun ini memang Java Jazz sudah sukses digelar pada 1-3 Maret 2019 lalu. Menjadi seorang volunteer Java Jazz bakal memberi lo kenangan dan pengalaman yang berkesan. Jadi, kalau ada kesempatan tahun depan, pastikan lo ikutan daftar ya, Urbaners!
VolunteerJava Jazz 2020. Halo, Sobat Muda! Terima kasih atas antusiasme para pelamar program volunter Kompas Muda untuk kegiatan Harian Kompas di Java Jazz Festival 2020. Teman-teman yang mendaftar menjadi volunter Kompas Muda mendapatkan akses premium 30 hari sejak pendaftaran dilakukan.
Vay Tiá»n TráșŁ GĂłp Theo ThĂĄng Chá» Cáș§n Cmnd. Long tym no posting bgt nih Kali ini gue mau cerita tentang pengalaman baru gue sebagai volunteer Java Jazz Festival 2016 Fyi, dari awal gue ikutin Java Java dari tahun 2011 sampai sekarang, gue kepengen bgt yang namanya jadi volunteer acara ini. Entah kenapa kalo ngeliat anak-anak volunteer, jadi kebawa pengen juga Proses Jadi Volunteer Di tahun 2016 ini gue coba peruntungan gue buat apply jadi volunteer. Waktu itu sih gue daftar dari akhir tahun 2015 di website Java Jazznya langsung bisa cari di google ya!. To be honest, gue yang namanya sering cek-in inbox email gue tuh sering banget like literally bisa sehari sekali bahkan bisa lebih karna nungguin reply dari Java Jazz. Akhirnya pertengahan Januari, gue dapet email untuk interview. Interviewnya ini di kantor Java Fest Production di Gallery Simprug. Gue yang notabene bukan orang Jakarta sangat berterimakasih pada founder dan abang-abang Gojek, telah mempermudahkan kehidupan orang-orang kaya gue. Thanks Gojek! Anyway perjalanan gue buat interview cukup berat *engga sih sebenernya, biar dramatis aja*, pada hari itu ternyata bentrok dengan kelas yang jam 2-5 sementara gue interview jam 2 sementara lagi, gue lagi kebagian presentasi kaya tugas akhir semester gitu yang gamungkin banget gua tinggalin. Solusi pertama gue coba minta undur interview ke pihak JFP, pas gue coba telpon ternyata katanya gabisa diundur dan ditunggu sampe jam 4 sore. Karna kelas gue selesai jam 5 yang artinya gue harus meninggalkan kelas sebelum jam 4, akhirnya gue memberanikan diri buat izin ke dosen biar gue boleh ikut interview setelah gue presentasi, dan akhirnya dibolehin " Ternyata gue kelar presentasi itu jam 4 sore, gue yang bodo amat mau diterima interview apa engga karna telat, gue tetep berangkat ke Simprug. Alhasil karna macetnya Jakarta dan bodohnya gue kenapa gak turun di jembatan penyebrangan biar cepet, akhirnya baru sampe lokasi jam 5 kurang. Kantor JFP terlihat udah sepi dan gue lgsg ke information center buat nanya ttg interview dan untungnya gue masih boleh masuk, masuk interview terakhir. Lagi nunggu dipanggil interview, ternyata gue ketemu sama Lucky dan Dekky, mereka itu senior gue di STAN, pernah satu kepanitiaan sm Lucky di Festival Budaya Nusantara, kalo sama Dekky baru sekali ketemu sih. Nah disitu secara kebetulan kita sama-sama anak STAN dan kita yang terakhir di interview. Luar biasa Beberapa menit kemudian, kita di interview sama orang dari JFP nya, gue lupa namanya yang jelas tattoo-an gitu, dan sama Mba Tesza. Ternyata, kita bertiga masuk di interview divisi merchandise. Dan kita ditanya kalo keterimanya di divisi merchandise, kita mau lanjut apa engga. Gue sama Lucky yang awalnya daftar Talent Treatment / LO, kita memutuskan tetep buat lanjut kalo keterimanya di divisi merchandise. Lebih ke sadar diri aja sih, belom punya pengalaman apa-apa di eventnya JFP dan inggris masih kacau balau, songong bgt nolak hahaha Proses wawancara pun berlangsung cuma sekitar 5-10 menit. Bentar banget? Yaaa bener bentar banget. Mungkin karna sore kali ya jadi crew JFP nya udah pada cape. Pertanyaannya apa aja? Well pertanyaannya masih yang std aja sih, kaya ditanya kenapa pengen jadi java jazz, bisa apa engga kerja sebelum hari H, dll. Basic ko pertanyaannya cuma jangan lupa ramah dan sopan serta santun yaa Karena wawaancara yang berlangsung sangat-sangat sebentar itu, gue jadi ragu bakal keterima jadi volunteer Java Jazz. But gue tetep optimis aja... Satu setengah bulan gue digantungin oleh crew JFP, akhirnya gue dikabarin pas akhir februari buat dateng technical meeting volunteer merchandise Java Jazz Festival 2016. It means gue keterima jadi volunteer yeay! Seneng banget banget banget! Technical Meeting Gue udah libur pas technical meeting, akhirnya gue berangkat dari Bogor naik mbim kesayangan ke JIExpo. Awalnya sempet nyasar tapi akhirnya sampe juga. Janjian techmeet sih jam 2, gue udah sampe dari setengah 2, dan belom ada orang. Okay fine I'm forgot that I lived in Indonesia. Pertama kali yang ngajak kenalan itu Bayu sama Dhia. I thought they were in same university, but they didnt. Yang pertama gue kenal dari mereka adalah Bayu mahasiswa dari Bina Nusantara, we called Binus, dia ambil double degree, gue lupa degree nya apa aja. Menurut gue sih itu keren ya, disaat lo satu major aja mati-matian ngejar nilai, sementara si Bayu ini ngambil dua major, ya walau ngakunya agak padet tapi dengan dia ikut volunteer, itu udah keren banget sih bisa luangin waktunya. Kalo Dhia ini mahasiswi tingkat akhir di Komunikasi Unpad. Yaa cukup beda lumayan umurnya sama gue yang baru naik dari semester 3. Akhirnya Lucky pun dateng dan menghilangkan ke awkward-an ini semua. Setelah menunggu sekitar 15 menit, akhirnya Mba Tesza selaku ketua divisi merhcandise dateng dan mambawa kita ke Lt 4 tempat kita briefing nanti. Setelah itu kita di briefing buat hari H nanti sekitar satu jam-an, setelah itu balik lagi ke rumah~ Loading Barang dan Barcode Anak-anak cowonya diminta Mba Tesza buat dateng pas tanggal 1 Maret buat pengenalan barang sih katanya. Sampe sana nunggu beberapa jam, ternyata yang dateng cuma gue, Luky, sama Azis anak depok. Disana kita gabung sama anak2 staff dari Merchandise buat loading barang, nge barcode in, sekalian cek fisik biar sesuai sama yg diinput. Dari jam 2 siang sampe jam 10 malem kita di gudang, abis itu gue lanjut ke Bogor naik KRL dan baru sampe jam 1 malem " luar biasa emang... Okey! Segitu dulu part 1 nya, part 2 nya nanti bakal gua ceritain pas hari H nya ya! Bye~ nb link to part 2
General When will the festival be held? The 2023 edition of the Jakarta International BNI Java Jazz Festival will take place from Friday, June 2 to Sunday, June 4. Where will the festival be held? The Festival will be held at JIExpo Kemayoran, Jl. H. Benyamin Sueb Pademangan Tim., Kec. Pademangan, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 14410 When will the 2023 lineup be announced? The festival's lineup has already been made public and is available online Click here to see lineup Will you be posting set times in advance? Yes. Near the event dates, set timings will be published on the official Java Jazz Festival app and festival official website What time will the Festival gate be opened? Each festival day, at 1630 WIB, the gate will open. Please check the schedule as soon as the information becomes available Can I bring my drone, selfie sticks, tripod, and camera to the festival? You are not allowed to bring a drone, selfie sticks, a tripod, a professional camera defined as one with a detachable lens, or a video camera. Who should I get in touch with if I want to sponsor or rent space for food? Please send an email to adminmarketing Media How do I become a media partner? Please send an email to adminpromo Iâm a member of the press, how do I make arrangements for a media pass? The media registration period for covering the event has not yet begun. The media pass application will be made available soon. Volunteer Program Will the Festival have a volunteer program? Yes and an announcement will be forthcoming. Follow our social media channels for updates. Tickets Where can I buy the Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2023 tickets? The official tickets of the festival is sold at or Can tickets be purchased at physical stores? All tickets will only be available online on our official website What is a special show ticket? In addition to your Daily Pass, you will need a Special Show ticket to attend a Special Show. Remember that the Daily Pass tickets must be for the same day as the Special Show you plan to see. The special show ticket does not give entrance to the festival and is only valid for the Special Show. How many tickets can I buy? There is a limit of four tickets per ticket type per account. Can I purchase tickets for another person? You very definitely can. All festival attendees, however, are required to register and submit current, correct personal information for each ticket user. I obtained my tickets from a stranger scalper, friend, etc.. How can I be sure they are true and will function? You cannot. We urge you only buy at our official online ticket box. If I unexpectedly found I couldn't attend the festival, may I transfer my ticket to someone else or get a refund? Regrettably, no. Each ticket should be registered using the user's accurate and legitimate personal information. The name on the tickets should correspond to the name of the event attendee. Tickets that has been purchased cannot be exchanged nor refunded for any reason. A ticket cannot be replaced or refunded unless the organizer agrees and only for the circumstances listed in the terms and conditions. Can I switch day after I purchased my daily pass? No you cannot. Hotel Is there any hotels near venue? Yes, there are so many options for hotels around JiExpo, Kemayoran. The hotel list can be found here
Halo selamat pagi! Ini sebenarnya adalah tulisan pertama gue, jadi yang sebelum2nya cuman tugas kuliah gue dimana gue harus nulis apapun topiknya yang gue cari di mbah gugel. Oke markitmul mari kita mulai. Hari ini gue mau ceritain tentang pengalaman gue ikutan volunteer Java Jazz yang berawal pada tahun 2016. Jadi pertamanya gue dapet broadcast gt lah ada pembukaan volunteer Javajazz. Berhubung gue semester 8 trus cuman ngambil skripsi dan udah ga ada matkul, iseng-isenglah daftar daripada gabut. Jadi gue daftarlah lewat webnya itu sekitar bulan desember, gue daftar bagian ticketing sama merchandise. Sebulan kemudian dapatlah gue email untuk interview tapi gadikasih tau untuk bagian apa. Datanglah gue ke Simprug Gallery dan jauh banget dari rumah gue pake nyasar pula. Akhirnya gue interviewlah ketemu beberapa orang yang juga pada lagi ngantri daripada bosen mending kenalan kan, disitu gue kenalan sama ada yang dari UI,Binus,Unpad dll. Pada kaget gue ngapain ITS Surabaya jauh â jauh cuman ikutan volunteer, ya gue jelasin aja emang rumah gue di jakarta dan emang lagi libur aja jadi yaudah ikutanlah nambah temen dan pengalaman juga kan. Ga kerasa ngobrol â ngobrol dipanggilah kedalem ruangan sekitar 5 orang dan yg nge-interview satu orang cowo, disitu dia ngejelasin kalo yang diruangan ini bakalan masuk bagian merchandise dan gadibayar. Ya balik lagi keniat gue bahwa gue kan emang ga nyari duit cuman isi kekosongan gue yang sebenarnya ga hampa bgt tapi gue hampa-hampain aja HAHA *jayus. Ya oke gue pulang bareng nyokap karna sekalian nyokap mau pergi. Pada bulan yang sama dapatlah gue email kalo gue keterima jadi volunteer, disuruh kirim ktp,ktm dll lupa gue apa aja. Nah kalo bagian merchandise ini gue dateng pas hari H tapi sebenarnya H-1 lo disuruh dateng buat ambil idcard tapi gue gabisa karna ngurusin skripsi, untungpas mau interview gue kenalan sama orang-orang yang lain jadi udah ada kontak line dan gue nitip untuk ambilin. Dengan kesok idean gue lagi, gue juga daftar magang gitudeh seperti yang gue bilang biar ga kosong-kosong amat. Dan tiba â tiba dapet email interview jam 4/5 sore di hari yang sama dengan hari pertama mulainya JavaJazz, dan gue bingung karna gabisa terlambat untuk datang ke acara Javajazz. Yaudahdeh gue minta reschedule buat pagi hari jumat dan gabisa lebih dari hari jumat karena gue ikutan java jazz dan senin gue harus balik ke Surabaya ngurusin skripsi. Puji Tuhan semua berjalan sesuai rencana, pagi â pagi gue interview di daerah kuningan jam 11 langsung cus ke JIEXPO. Nah inilah Jiexpo, Oke pas nyampe gue langsung kontak temen gue namanya nindy buat anterin idcard keluar karna tanpa idcard lo gabakalan bisa masuk. dan this is myâŠ. idcard yang gatau kenapa ko malah foto ktm gue yang dimasukin -,- padahal gue udh ngirim foto gue yang bagus, yaudalah ya gpp yang penting gue bisa masuk nih jiexpo gretong. Nyampe disana kenalan deh sama orang â orang sesama merchandise dan sekali lagi pada kaya kaget ngapain gue arek suroboyo nyasar ikut acara JJF di jakarta, yaudah gue jelasin lah berkali kali tiap kenalan dan tiap nanyain. Hari pertama kita kaya masih bingung kan masih menata nih baju taruh dimana gantungan topi dll dan jenjeng ga kerasa udah dibukalah gate JJF 2016 and then WELCOMEE ALL TO THE INTERNATIONAL EVENT!! Oke rasanya seru â seru gimana gt ngelayanin orang. Untuk hari pertama ga terlalu ramai tapi ya capek juga ternyata dan cukup membuat kepala gue pusing dan inilah contoh merchandise yang kita jual, untuk harganya gue lupa. oiya kita juga dikasih waktu buat nonton acara kok tapi ada shiftnya gt dan ditulisin namanya mau ijin jam berapa. Hari pertama ini gue ampe jam 2 subuh. Oke next hari kedua. Sama kaya kemarin jam 12 gue nyampe di JIEXPO dan ngatur2 barang lagi dan capek lagi. Tantangan paling susah sebagai penjual adalah saat ketemu 2 ibu-ibu yang berbeda dan manggil dan mereka maksa bahwa mereka duluan yang harus dilayani, bukan cuman maksa tapi minta baju yang udh diplastikin minta dibukain dan mau dicobain ke anaknya, mau gamau harus kita yang rapiin dan ujung-ujungnya gajadi dibeli. Thanks MAK.. Dihari kedua ini critanya udh adalah teman sepermainan gue namanya dhia dan nindy langsunglah kita putu2 dhia, gue,nindy hari kedua ini ramai banget kaya puyeng banget gue, menurut gue kurang bgt ini orang-orang merchandise. Oh iya gue juga bingung saat ngehadepin orang jepang atau chinese gt lupa gue mereka ngomong minta ukuran âLâ tuh yang gue denger âEWâ akhirnya pakelah bahasa tangan HAHA selain itu ketemu juga bule ya ngomongnya seadanya ajalah yang penting saling mengerti HOHO. Ketemu juga orang malaysia, untung dulu kedapetan broadcast bbm cerita perbandingan bahasa Indonesia dan malaysia, yang dimana kalo kata orang malaysia pusing-pusing itu artinya dalam bahasa Indonesia itu artinya mau jalan-jalan. Ketemulah gue orang yang ngomong begitu dan gue ngerti HAHA. Di hari kedua ini lebih capek dari hari pertama, sebenarnya setelah selesai acara kita tuh dikasih tempat nginep dkt JIEXPO nama hotelnya holiday inn, berhubung gue orangnya pecinta rumah banget jadi gue pulang aja. Lanjutdeh hari ketiga udah mulai biasa berjualan dan hari ketiga ini ga seribet hari kedua gatau kenapa, mungkin karna emang udah ngerti dan mulai terbiasa. Dihari ketiga kita sesama volunteer udah kaya deket gt loh, makan bareng, foto- foto, kabur-kaburan, gosipin orang. FINALLY KELAR DEH NIH ACARA dan menurut gue serusih kaya cuman 3 hari tapi gue seneng bisa kenalan sama orang-orang lain dan inilah wujud para volunteer yang udh kumel banget azli. EH kita juga dapet topi gratis loh! setelah acara masih pada ngumpul tapi gue langsung balik rumah karna jam 7 pagi gue flight dan kembali menjadi arek Suroboyo. Gue balik jam 1an subuh langsung tidur bangun jam set 5 dan mereka masih pada ngumpul, gue cuman bisa geleng-geleng dan sebenarnya pingin banget ikut tapi apa daya demi masa depan yang cemerlang AMIN! jadi gue harus meninggalkan mereka lebay. Sekian curcol gue yang alay
Sebanyak 78 volunter Java Jazz Festival 2020 mengikuti briefing di Ruang Rinjani, JIExpo Kemayoran Jakarta, Senin 24/2/2020. BNI Java Jazz Festival akan berlangsung selama tiga hari mulai dari 28 Februari hingga 1 Maret 2020. Divisi Promotion Java Jazz Festival 2020 melakukan briefing lebih dulu mengenai teknis kerja sebagai volunter. Mereka yang mengikuti briefing berasal dari sub divisi promotion, yakni front desk promo, front desk MC, gerai info, media desk, media centre, interview, meet and greet, media feed, dan social network management. Staf Promotion Java Jazz Festival memberikan briefing kepada volunter divisi âpromotionâ di Ruang Rinjani, JIExpo Kemayoran. Selain mendapat informasi mengenai teknis kerja, volunter juga diminta untuk mengenal diri sendiri selama bekerja. âJaga kesehatan kalian, jaga stamina, jangan lupa makan. Kalau ngerasa capek bisa komunikasi ke koordinator,â ujar salah satu staff promotion. Fizly, volunteer yang sudah bergabung sejak 2014 menanyakan hal teknis yang kurang jelas. Kami mewawancarai volunter yang sudah cukup lama bekerja di Java Jazz Festival yakni sekitar enam tahun. Para volunter di Java Jazz festival itu Indy Rahma, Fizly Ciputri, Annisaa Bonita Pratiwi Putri, Aditya Kurniawan, dan Nana mengaku senang terlibat dalam festival bergengsi ini. Adit menyatakan menjadi volunteer di Java Jazz Festival membuatnya menekuni pekerjaan yang berhubungan dengan even. âSenang banget bisa ikut andil dalam java Jazz Festival ini. Java Jazz itu nge-shape karier gue,â ujar volunter yang sudah terlibat dari tahun 2014 ini. Selain itu, pihak panitia penyelenggara tak memasalahkan latar belakang pendidikan yang berbeda- beda jika ingin bergabung menjadi volunteer Java Jazz. Justru pengalaman dan pemahaman baru bisa didapatkan di Java Jazz Festival ini. âWalaupun aku bukan anak even tapi aku tahu flow mengelola sebuah even itu seperti apa,â ujar Bonita yang sudah tujuh tahun bergabung menjadi volunteer Java Jazz. Koordinator dari sub divisi promotion sedang diwawancara oleh Kompas Muda membagikan pengalamannya. Perlakuan yang sama, baik untuk volunter dan staf menjadi nilai plus yang membuat mereka setia menjadi bagian dari Java Jazz Festival ini. âWalaupun kami volunter tapi tidak ada perbedaan kelas. Semua yang terlibat di Java Jazz dianggap sama, yakni sama-sama kerja. Dan itu yang belum pernah ditemui dalam kegiatan volunter lain,â ujar Indy yang sudah menjadi volunteer Java Jazz selama empat tahun. Fizly, volunteer yang sudah bergabung sejak 2014 merasakan pengalaman yang luar biasa selama menjadi bagian Java Jazz. âJadi bagian di even yang lain tuh ya kayak biasa aja. Bukannya sombong ya. Jadi, Java Jazz membuat kita like a pro. Karena mengajarkan bagaimana kelola sebuah even dan ketika ikut kegiatan yang lain sudah tahu flow nya seperti apa,â tegas Fizly. Lebih lanjut, mereka berharap semoga festival yang sudah disiapkan dengan baik itu berjalan lancar. âSemoga kami lancar bekerja, luar biasa evennya. Semoga tidak ada yang macem-macem, dan semoga kerjanya asyik lagi,â jawab mereka bersahut-sahutan. Reporter Nur Kamilah, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Jakarta Forografer Hans Immanuel, mahasiswa Jurusan Fotografi, Lasalle College Jakarta
Kali ini gue akan berbagi sedikit pengalaman gue selama menjadi volunteer Java Jazz Festival 2016 yang diselenggarakan 4, 5, dan 6 Maret kemarin. Dari sekian banyaknya divisi yang ada, gue berada di divisi F&B. Beberapa teman volunteer di divisi F&B sudah kuliah di semester 6 dan 7. Bisa dibilang, gue yang paling muda disitu. Oya buat kalian yang gak tau apa itu F&B, gue akan kasih tau. F&B itu singkatan dari Food & Beverages. Jadi selama event berlangsung, tugas gue sebagai volunteer di divisi F&B adalah menjual product food and beverages milik sponsor acara. Fasilitas yang diperoleh setiap volunteer selain bisa masuk JJF gratis selama tiga hari adalah name tag, baju crew, konsumsi, fasilitas menginap di hotel bintang empat, dan pastinya bisa nonton stage mana pun dengan bebas. Tapi sebagai volunteer, jadwal menonton yang bisa diperoleh gak sebebas-bebas yang kalian mau. Harus ada giliran pergantian nonton antar sesama volunteer tiap divisi karena volunteer gak pake sistem shift. Oke, selama tiga hari acara berlangsung di Jakarta International Expo Kemayoran, gue bertemu dengan puluhan musisi dan artis. Keuntungan lainnya menjadi volunteer adalah bisa mengajak foto artis yang kita temui dengan pede karena sama-sama memakai name tag. Bedanya ya cuma tulisan crewâ di name tag kita dan tulisan artistâ di name tag mereka. Kapan lagi bisa dapet kesempatan langka kayak gini? Di hari pertama, gue sempat menonton shownya Raisa, Tomorrow People Ensamble, Dikta Project, Barasuara, Glenn Fredly, TND, dan Tokyo Ska Paradise. Cerita ketika nonton Raisa tampil adalah gue gak nonton dari awal. Gue baru sampai di stagenya saat pertengahan show. Dengan kebiasaan gue yang kayaknya susah dihapus, gue menyelinap diantara banyaknya penonton disitu supaya bisa melihat Raisa dengan lebih jelas. Tiba-tiba aja Afgan dateng dari back stage dan menyanyikan lagu Someday Weâll Know-nya New Radicals bareng sama Raisa. Ya, sesuai dugaan, penonton-penonton cewe pun berteriak-teriak histeris ketika Raisa menyanyikan lagu Percayalah bareng Afgan. Berlanjut ketika gue menyaksikan shownya TPE. Komposisi jazz kelas atas disajikan oleh keempat personilnya yang tidak bisa dibilang muda lagi. Mereka sangat pro di instrumentnya masing-masing. Sang leader, Nikita Dompas, dan sang keyboardis, Adra Karim, bahkan menjadi juri di ajang MLD Jazz Project Audition. Lalu berlanjut ke penampilan Dikta Project. Seperti kita tau, Dikta adalah vokalis Yovie n Nuno yang sangat diidolakan para cewe. Dan ketika selesai manggung, puluhan cewe langsung menuju backstage supaya bisa berfoto bareng sama Dikta. Yang tidak boleh dilewatkan adalah penampilan Barasuara yang pecah sekali. Penontonnya ramai sampai jarak yang cukup jauh dari panggung. Sang frontman, Iga Massardi, sempat berkata di jeda pergantian lagu, Terima kasih buat kalian yang nonton show kami disini. Gue gak nyangka penontonnya bakal serame ini. Gue mikirnya bakal lebih rame lagi malahâ. Konsep unik Barasuara di show mereka kali ini adalah pertukaran kostum setiap personilnya. Kemudian gue sempat menonton Glenn Fredly. Dengan gaya nyelenehâ, Glenn sesekali mengobrol dengan penonton di jeda pergantian lagu. Kualitas sound, tata cahaya, dan kemegahan panggung yang ada menghipnotis penonton yang hadir saat itu. Ditambah dengan suara Glenn yang khas dan lagu-lagu andalannya, gue sangat puas menonton Jong Ambon satu ini. Kemudian gue juga menyaksikan duet Tommy Pratomo dan Dimas Pradipta yang tergabung dalam TND. Dengan diproduseri oleh Barry Likumahuwa, duet mereka menyajikan jazz funk yang kental ketika tampil. Gue pun sempat meminta tanda tangan mereka di CD TND yang baru aja gue beli. Di hari kedua, gue sempat menyaksikan penampilan Bass G & Co, Barry Likumahuwa Experiment, Dewa Budjana, Endah n Rhesa, Indro Hardjodikoro, White Shoes & The Couples Company, dan Isyana. Di malam Minggu seperti hari itu, suasana sangat ramai dan lebih banyak pengunjung dibanding dengan hari Jumat. Keramaian pengunjung juga berdampak ke penjualan product di stand beverages tempat divisi gue bertugas. Di samping itu, gue bertemu dengan lebih banyak musisi dan artis di hari Sabtu itu. Tentu kesempatan langka itu tidak gue sia-siakan. Gue pun sempat berfoto dengan beberapa musisi yang gue temui. Kemudian, gue sangat menikmati ketika BLE tampil di atas panggung. Mereka membawakan lagu-lagu dengan beat dan melody yang memanjakan telinga. Tak heran jika Glenn Fredly dan Adib Hidayat sempat memuji lagu-lagu mereka. Kemudian gue menonton penampilan dari Dewa Budjana. Penontonnya sangat ramai hingga gue harus secara bertahap supaya bisa menyaksikannya dari dekat. Kapan lagi bisa menyaksikan langsung salah satu maestro gitar Indonesia beraksi? Ditambah lagi dengan penampilan luar biasa Echa Soemantri yang membuat gue gabisa berkata apa-apa lagi. Penampilan White Shoes juga sangat ditunggu-tunggu dengan bukti banyaknya penonton yang menyaksikan mereka tampil di atas panggung. Di penampilan terakhir hari Sabtu, gue menyaksikan Isyana secara langsung. Membawakan lagu-lagu hits dan beberapa lagu cover, Isyana sukses menutup malam Minggu pertama Maret 2016. Dan di hari penutup, gue menyaksikan penampilan dari Shadow Puppets ft Harvey Malaiholo, mp3trio, Andien, Marcell, Teza Sumendra, Tompi, Regina, MLD Jazz Project, Candy Dulfer, EndahnRhesa ft Dialog Dini Hari, Andre Hehanusa, dan Hiatus Kaiyote. Penampilan pertama yang gue saksikan di hari terkhir JJF 2016 adalah Shadow Puppets ft Harvey Malaiholo yang membawakan lagu-lagu lawas Indonesia dari tahun 60an dan 70an dengan balutan melodi-melodi jazz yang kental. Mereka juga diiringi oleh Ron King Sextet yang pada hari sebelumnya sudah tampil di JJF 2016. Kemudian ada juga penampilan beberapa penyanyi Indonesia dengan tema Indonesian Duetsâ yang membawakan lagu-lagu duet Indonesia dari masa ke masa. Beberapa penyanyi yang tampil adalah Andien, Tompi, Regina Ivanova, Teza Sumendra, Marcell, dan Dira Sugandi. Itu adalah salah satu penampilan terbaik yang gue lihat di JJF 2016. Dengan arransemen dari Nikita Dompas, lagu-lagu duet hits Indonesia menjadi lebih eleganâ dan memuaskan para penonton yang hadir. Yang tidak boleh dilewatkan adalah penampilan saxophonist wanita Candy Dulfer. Uniknya, di tengah penampilannya, Candy menarikan Tari Poco-Poco dengan sangat bersemangat. Penonton pun bertepuk tangan antusias. Ada satu lagu khusus yang dibawakan dan diciptakan Candy untuk idolanya, Miles Davis, dengan judul 2 Milesâ. Andre Hehanusa memuaskan dahaga penonton JJF yang sudah cukup dewasa dengan lagu-lagu andalannya. Dengan penampilan penuh energi dan suara yang tiada duanya, Om Andre menutup pegelaran Java Jazz Festival 2016 dengan manis. Ada sedikit rasa sedih yang gue rasakan karena tiga hari pergelaran festival jazz terbesar di Asia ini harus usai. Terlalu banyak kisah dan cerita yang gue alami disini. Bertemu dengan banyak orang, banyak musisi, belajar memanajemen waktu, perjuangan berjalan dari satu stage ke stage yang lain, dan lelahnya badan ketika malam tiba. Ya itulah sedikit cerita gue selama menjadi volunteer Java Jazz Festival 2016. Kebanyakan gue hanya menulis sukanya aja selama tiga hari acara disana. Padahal fisik juga lelah dan capek banget sampe gue masuk angin juga. Tapi semuanya terbayar lunas dengan pengalaman luar biasa yang gak bakal terlupakan. Sampai jumpa tahun depan!! Ini adalah beberapa musisi dan artis yang gue temui selama tiga hari pergelaran Java Jazz Festival 2016 Barry Likumahuwa, Benny Likumahuwa, Adinda Shalahita, Sheryl Sheinafia, Fita Anggraini, Bens Leo, Jessilardus Mates, Arie Keriting, Gamaliel, Ariel Nidjiâ, Rayi Putra, Haris Pranowo, Joshua Kunze, Tommy Pratomo, Lala Karmela, Marco Steffiano, Nino Kayam, Endah Widiastuti, Indro Hardjodikoro, Didiet violinâ, Yandi Andaputra, Ade Avery, Elfa Zulham, Iga Massardi, Yura Yunita, Dika Chasmala, Echa Soemantri, Dimas Wibisana, Jordy Waelauruw, Marthin Siahaan, Ivan Alidiyan, Arina Ephipania, Ananda Badudu, Tohpati, Nikita Dompas, Rafi The Beatâ, Rayendra Sunito, Indra Perkasa, Richard Hutapea, Adra Karim, Dimas Pradipta, Rhesa Aditya, Rick Karnadi, Barsena Bestandhi, Sahira Anjani, Gerald Situmorang, Tatjana Saphira, Pradikta Wicaksono, Eva Celia, Cabrini Asteriska, Puti Chitara, TJ Kusuma, Albert Fakdawer, Ray Monte, Gadis V. w/ Echa Soemantri w/ Gerald Situmorang w/ Arina 'Mocca' Ephipania w/ Tohpati w/ Eva Celia Dewa Budjana on stage Raisa ft Afgan on stage Candy Dulfer on stage Tompi ft Regina on stage EndahnRhesa ft Dialog Dini Hari Glenn Fredly & The Bakuucakar Barry Likumahuwa Experiment
pengalaman volunteer java jazz