KisahPengepul Jelantah: Iktikad Meminimalisasi Kerusakan Pengepulminyak goreng Jakarta barat. 503 likes. minyak jelantah untuk biodiesel Pengepulminyak jelantah, Cileungsi, West Java. 739 likes · 10 talking about this · 102 were here. Pengepul minyak jelantah IzinPengumpul Limbah Minyak Goreng Data Pemohon Nama Pemohon: (Nama Perusahaan bila merupakan badan hukum) Alamat Pemohon: (Alamat Perusahaan bila merupakan badan hukum) No. Telp/HP: Alamat Email : No Persyaratan Ada Tidak ada 1 Mariwarga Jakarta, Depok, Tangerang, Tangsel, kumpulkan minyak jelantah Anda dan saluran ke pihak yang bertanggung jawab. Jangan lupa kumpulkan jelantah anda yang ada di rumah dan restoran. Setelah terkumpul banyak, hubungi kami dan dapatkan penghasilan tambahan. Kontak WA kami di +62812 8509 2806 Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Daniel Horas Panjaitan 28 membawa pulang minyak jelantah ke tempat pengepulan Memulai sesuatu yang lebih besar memang bukan perkara mudah. Berbekal pengalaman saat masih menjadi mahasiswa, Daniel Horas Panjaitan 28, alumni Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Medan, melakukan ekspansi bisnis minyak jelantah di ibu terinspirasi dari usaha pamannya yang sudah menggeluti bisnis ini terlebih dulu. Menurutnya, prospek bisnis pengepulan minyak jelantah ini sangat tinggi karena penggunaan minyak goreng oleh masyarakat sangat tinggi. Ia kemudian memutuskan untuk terjun ke bisnis ini saat masih kuliah semester tiga.“Saya memulai profesi ini semenjak saya kuliah semester 3. Saya mendapat inspirasi usaha ini dari paman saya yang sudah terlebih dahulu menggeluti usaha ini. Dan saya melihat potensi yang sangat besar terhadap prospek bisnis pengumpulan minyak jelantah ini”, kata memulai bisnis ini dengan modal yang relatif kecil, ia mampu berkembang berkat keuletannya. Ia mulai mengunjungi tempat makan yang menggunakan minyak goreng untuk melakukan pendekatan dengan para penjual. Sebelum membahas bisnis, Ia terlebih dahulu makan di tempat tersebut, kemudian berdiskusi dengan penjual terkait minyak sisa jarang, Ia menemui banyak penjual yang membuang minyak sisa penggorengan. Daniel kemudian mencoba menawar untuk kemudian dibeli. Para penjual biasanya langsung tertarik karena ada uang tambahan dari minyak jelantah yang pada dasarnya akan beberapa kesempatan, Daniel juga menemui tempat makan yang sudah menjual minyak jelantah kepada pengepul lain. Daniel kemudian menawari dengan harga yang lebih tinggi. Terkadang penjual menolak tawaran itu, namun tak sedikit yang menerima karena tidak adanya perjanjian yang beberapa tahun, Daniel kemudian mencoba melakukan pendekatan dengan hotel, restoran, sampai penyedia jasa katering. Ia melihat potensi mendapatkan suplai minyak jelantah akan lebih tinggi karena biasanya lebih banyak minyak ke Jakarta Demi Prospek yang Lebih BesarMeski bisnis di Medan berjalan dengan baik, bahkan mengalami peningkatan, Daniel memutuskan untuk hijrah ke Jakarta. Alasannya, Ia menilai prospek bisnis minyak jelantah di Jakarta akan lebih besar.“Kuantitas jumlah restoran, rumah makan, bioskop lumayan. Masyarakat di Jakarta juga lebih konsumtif akan minyak goreng dibanding Medan”, ke Jakarta sejak tahun 2021 membuat Daniel harus memulai bisnis minyak jelantah ini dari nol. Setiap harinya, Ia mengunjungi tempat-tempat makan untuk menawar minyak sisa penggorengan.“Saya mulai bisnis ini lagi dari nol. Baik Marketing, pengelolaan keuangan, sampai operasional seperti menawar minyak sisa rumah makan hingga membawa pulang minyak ke tempat pengepulan”, awalnya kesulitan, Daniel mengaku senang karena penghasilannya meningkat drastis dibanding saat masih di Mengepul Minyak Jelantah dari Berbagai KotaPerlahan tapi pasti, Daniel akhirnya bisa menikmati hasil kerja kerasnya selama ini. Ia bahkan berencana untuk menjangkau kota-kota sekitar Jakarta kedepannya. Ia berharap nantinya bisa berkolaborasi dengan pengepul dari kota-kota lain. Pengepul dari kota-kota lain bisa mengirimkan minyak jelantah menggunakan jasa pengiriman, seperti JNE Trucking JTR.Menurut pria yang juga pernah menggeluti bisnis thrifting ini, omset yang Ia dapatkan dari mengepul minyak jelantah mencapai 2,5 juta rupiah per hari. Ia mampu mengumpulkan sekitar 30 jeriken setiap harinya dengan kisaran harga 100 ribu rupiah per jerikennya.“Omset bisnis ini bisa mencapat 2,5 juta per hari. Bisa sampai 30 jeriken sehari. 1 jeriken biasanya 100 ribu rupiah”, paparnya lewat yang sebelumnya gagal seleksi BUMN ini, mengaku harus bekerja keras setiap harinya untuk meraih impiannya. Ia secara terus-menerus mengajak masyarakat agar peduli lingkungan dengan tidak membuang minyak sisa penggorengan. Daniel menilai bahwa sebagai pengepul minyak jelantah, Ia harus mampu meyakinkan masyarakat tentang pemanfaatan minyak jelantah ini.“Sebagai pengepul jelantah itu menjadi tugas buat kita untuk mengedukasi masyarakat untuk tidak membuang sembarangan minyak jelantah ke lingkungan. Malah, minyak jelantah tersebut bisa menjadi sebuah nilai ekonomis jika di gunakan secara tepat”, pungkas Daniel.JNE32tahun JNEBangkitBersama jnecontentcompetition2023 ConnectingHappiness MALANG KOTA – Selain Bank Sampah Malang, kini ada satu bank lagi berdiri. Namanya Bank Minyak Jelantah BMJ. Ini adalah penampung minyak jelantah untuk didaur ulang jadi biosolar. Adalah Rizka Hasnatul Azizah, sebagai founder Bank Minyak Jelantah BMJ. Perempuan yang akrab disapa Icha itu menceritakan, awalnya BMJ adalah kegiatan sosial yang concern mengelola minyak jelantah menjadi pundi-pundi rupiah. Kegiatan itu bermula pada pertengahan 2020 lalu. Dia memutuskan resign dari pekerjaannya sebagai admin perusahaan minyak goreng karena dilanda rasa bosan. ”Bosannya ya karena selama 7 tahun jadi admin melulu,” terangnya. Dari rasa bosannya itu, Icha mengembangkan karirnya dengan mendirikan BMJ. Dia berani mengambil risiko keluar dari pekerjaan kala pandemi Covid-19. Namun, dia yakin bisa menemukan jalan. Dia pun terinspirasi untuk mengumpulkan minyak jelantah dari warga maupun para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah UMKM. Selama ini jelantah kebanyakan dibuang ke selokan. Selain merusak alam, hal ini juga tidak ada nilai ekonominya. Padahal, jelantah itu bisa didaur ulang dan menambah nilai ekonomi. Dari situ, dia bersama tiga temannya rela jemput bola mengenalkan BMJ ke wilayah Malang Raya. Wilayah Kabupaten Malang dan Kota Malang dia jelajah untuk mengampanyekan mengelola minyak jelantah. Dari warga, dia beli di atas Rp 3000 per liternya. Tak mudah untuk mengenalkan BMJ ke masyarakat. Beberapa masyarakat yang ditemuinya sempat underestimate. Bahkan, mereka tak percaya jika minyak jelantah bisa didaur ulang. ”Sempat dulu dapat omongan, halah minyak jelantah masak bisa dijual lagi,” ceritanya. Wanita berusia 31 tahun itu tak putus asa. Dia terus melakukan sosialisasi meyakinkan masyarakat mendonasikan minyak jelantahnya. Upaya promosi pun dilakukan, yakni dengan menawarkan hasil penjualan berupa pemberdayaan UMKM dan hampers saat Lebaran. Nampaknya, upaya itu berhasil dilakukan oleh Icha. Sebanyak ratusan orang yang tergabung dalam UMKM se-Malang Raya ikut andil dalam gerakannya. Mulai Dampit hingga Lawang menjadi anggotanya, serta hampir seluruh wilayah di Kota Malang juga menjadi anggotanya. Total sekitar 500 kg minyak jelantah dapat dia kumpulkan per bulannya. Dari hasil itu, minyak jelantah dikirim ke Surabaya. Icha menjelaskan jika minyak jelantah tersebut akan digunakan sebagai campuran bahan bakar minyak BBM biosolar. Tentunya, itu menjadi peluangnya dalam menyelamatkan lingkungan dan memberdayakan UMKM di tengah pandemi. Saat ini, dia terus berinovasi untuk menggaet UMKM di wilayah Malang Raya untuk survive. Sebab, dia melihat UMKM menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi. Dalam mengambil minyak jelantah, Icha menggunakan dua armada kendaraan. Yakni sebuah sepeda motor dan satu mobil pikap. Icha tak mempermasalahkan jauh dekatnya lokasi pengambilan minyak jelantah. Terpenting baginya yakni mampu membantu terhadap sesama. Alumnus Psikologi Universitas Mercu Buana UMB Yogyakarta itu yakin dengan usahanya mampu mengedukasi masyarakat pentingnya mengolah minyak jelantah. Dia menjelaskan jika penggunaan minyak goreng sewajarnya dua kali. Serta maksimal penggunaannya tiga kali. ”Saya harap masyarakat sadar kalau minyak jelantah itu bisa jadi awal biang kerusakan lingkungan hingga tubuh,” tuturnya. Bahaya dari minyak jelantah yang dibiarkan terbuang akan menimbulkan bau menyengat. Dampaknya, akan mengundang tikus dan kecoa masuk ke dalam rumah. Tak hanya itu, minyak jelantah juga akan berpotensi menyumbat aliran selokan. Sebab, air dingin jika bertemu minyak jelantah yang panas akan membeku. Hasil pembekuan tersebut itulah yang menyumbat selokan. Pada akhir obrolan, dia menceritakan harapan BMJ dapat diterima di Kota Batu. Saat ini, dia bersama timnya sedang bergerak untuk masuk ke sana. ”Semoga aja bisa ada salah satu dari sana Kota Batu, agar BMJ dapat bermanfaat untuk khalayak luas,” tutup dia. adn/c1/abm/rmc MALANG KOTA – Selain Bank Sampah Malang, kini ada satu bank lagi berdiri. Namanya Bank Minyak Jelantah BMJ. Ini adalah penampung minyak jelantah untuk didaur ulang jadi biosolar. Adalah Rizka Hasnatul Azizah, sebagai founder Bank Minyak Jelantah BMJ. Perempuan yang akrab disapa Icha itu menceritakan, awalnya BMJ adalah kegiatan sosial yang concern mengelola minyak jelantah menjadi pundi-pundi rupiah. Kegiatan itu bermula pada pertengahan 2020 lalu. Dia memutuskan resign dari pekerjaannya sebagai admin perusahaan minyak goreng karena dilanda rasa bosan. ”Bosannya ya karena selama 7 tahun jadi admin melulu,” terangnya. Dari rasa bosannya itu, Icha mengembangkan karirnya dengan mendirikan BMJ. Dia berani mengambil risiko keluar dari pekerjaan kala pandemi Covid-19. Namun, dia yakin bisa menemukan jalan. Dia pun terinspirasi untuk mengumpulkan minyak jelantah dari warga maupun para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah UMKM. Selama ini jelantah kebanyakan dibuang ke selokan. Selain merusak alam, hal ini juga tidak ada nilai ekonominya. Padahal, jelantah itu bisa didaur ulang dan menambah nilai ekonomi. Dari situ, dia bersama tiga temannya rela jemput bola mengenalkan BMJ ke wilayah Malang Raya. Wilayah Kabupaten Malang dan Kota Malang dia jelajah untuk mengampanyekan mengelola minyak jelantah. Dari warga, dia beli di atas Rp 3000 per liternya. Tak mudah untuk mengenalkan BMJ ke masyarakat. Beberapa masyarakat yang ditemuinya sempat underestimate. Bahkan, mereka tak percaya jika minyak jelantah bisa didaur ulang. ”Sempat dulu dapat omongan, halah minyak jelantah masak bisa dijual lagi,” ceritanya. Wanita berusia 31 tahun itu tak putus asa. Dia terus melakukan sosialisasi meyakinkan masyarakat mendonasikan minyak jelantahnya. Upaya promosi pun dilakukan, yakni dengan menawarkan hasil penjualan berupa pemberdayaan UMKM dan hampers saat Lebaran. Nampaknya, upaya itu berhasil dilakukan oleh Icha. Sebanyak ratusan orang yang tergabung dalam UMKM se-Malang Raya ikut andil dalam gerakannya. Mulai Dampit hingga Lawang menjadi anggotanya, serta hampir seluruh wilayah di Kota Malang juga menjadi anggotanya. Total sekitar 500 kg minyak jelantah dapat dia kumpulkan per bulannya. Dari hasil itu, minyak jelantah dikirim ke Surabaya. Icha menjelaskan jika minyak jelantah tersebut akan digunakan sebagai campuran bahan bakar minyak BBM biosolar. Tentunya, itu menjadi peluangnya dalam menyelamatkan lingkungan dan memberdayakan UMKM di tengah pandemi. Saat ini, dia terus berinovasi untuk menggaet UMKM di wilayah Malang Raya untuk survive. Sebab, dia melihat UMKM menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi. Dalam mengambil minyak jelantah, Icha menggunakan dua armada kendaraan. Yakni sebuah sepeda motor dan satu mobil pikap. Icha tak mempermasalahkan jauh dekatnya lokasi pengambilan minyak jelantah. Terpenting baginya yakni mampu membantu terhadap sesama. Alumnus Psikologi Universitas Mercu Buana UMB Yogyakarta itu yakin dengan usahanya mampu mengedukasi masyarakat pentingnya mengolah minyak jelantah. Dia menjelaskan jika penggunaan minyak goreng sewajarnya dua kali. Serta maksimal penggunaannya tiga kali. ”Saya harap masyarakat sadar kalau minyak jelantah itu bisa jadi awal biang kerusakan lingkungan hingga tubuh,” tuturnya. Bahaya dari minyak jelantah yang dibiarkan terbuang akan menimbulkan bau menyengat. Dampaknya, akan mengundang tikus dan kecoa masuk ke dalam rumah. Tak hanya itu, minyak jelantah juga akan berpotensi menyumbat aliran selokan. Sebab, air dingin jika bertemu minyak jelantah yang panas akan membeku. Hasil pembekuan tersebut itulah yang menyumbat selokan. Pada akhir obrolan, dia menceritakan harapan BMJ dapat diterima di Kota Batu. Saat ini, dia bersama timnya sedang bergerak untuk masuk ke sana. ”Semoga aja bisa ada salah satu dari sana Kota Batu, agar BMJ dapat bermanfaat untuk khalayak luas,” tutup dia. adn/c1/abm/rmc

pengepul minyak jelantah jakarta